Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Teten Masduki: Terus Tumbuh, Indonesia Kiblat Ekonomi Syariah Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 07 Oktober 2022, 16:36 WIB
Teten Masduki: Terus Tumbuh, Indonesia Kiblat Ekonomi Syariah Dunia
Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Teten Masduki dalam acara Indonesia Islamic Economic Forum (IIEF) ke-9 di Jakarta Convention Center (JCC) pada Jumat, 7 Oktober 2022/Repro
rmol news logo Indonesia memiliki peluang yang sangat menjanjikan dalam hal ekonomi syariah, dan dapat menjadi pemain utama industri halal dunia. Terlebih saat ini ekonomi dan keuangan syariah tanah air tumbuh dengan subur.

Begitu yang dikatakan oleh Wakil Ketua Umum Pengurus Pusat Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Teten Masduki dalam Indonesia Islamic Economic Forum (IIEF) ke-9 bertajuk "Strategi Penguatan Ekosistem Halala Global dalam Upaya Mendukung Indonesia sebagai Pusat Ekonomi Syariah Dunia" yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) pada Jumat (7/10).

Dalam kesempatan itu, Teten mengatakan pasar ekonomi dan keuangan syariah dunia memiliki potensi yang besar. Data dari State of the Global Islamic Economy 2022 menunjukkan umat Muslim di dunia menghabiskan 2 triliun dolar AS pada 2021 di sektor-sektor industri halal, mulai dari makanan, farmasi, hingga pariwisata.

"Visi Indonesia menjadi kiblat ekonomi syariah dunia bukan tanpa dasar. Di tahun 2020, PDB Indonesia merupakan yang terbesar dibanding negara-negara yang tergabung dalam OKI (Organisasi Kerjasama Islam)," jelas Menteri Koperasi dan UKM ini.

Tenten juga menyebut, sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia paling kompetitif dalam menarik investasi langsung (FDI) dibanding negara-negara OKI lain, serta merupakan pasar besar keuangan dan ekonomi syariah global.

Di dalam negeri, pengembangan ekonomi syariah juga menunjukkan hasil yang positif. Masih merujuk data dari State of the Global Islamic Economy Report, Teten mengatakan, peringkat Indonesia terus membaik selama tiga tahun terakhir. Pada 2017-2018, Indonesia berada di peringkat ke-11 untuk ekonomi syariah, namun naik menjadi peringkat ke-4 pada 2021-2022.

"Beberapa tahun terakhir, kita berhasil mencatatkan kemajuan dan prestasi di berbagai sektor unggulan. Kontribusi rantai ekonomi halal terhadap PDB pun terus membaik, seiring dengan tumbuhnya populasi Muslim dan tren gaya hidup halal," jelasnya.

Berdasarkan Indonesia Halal Markets Report 2021/2022, pertumbuhan ekspor produk halal, FDI, dan substitusi impor, berpotensi mendorong peningkatan PDB nasional hingga 5,1 miliar dolar AS.

"Kapabilitas Indonesia dalam menggarap pasar halal, mulai dari sektor makanan, fashion Muslim, hingga keuangan syariah makin mempertegas bahwa Indonesia bisa menjadi pemain utama industri halal dunia," tambahnya.

Dari segi keuangan, Indonesia merupakan salah satu negara dengan industri keuangan syariah yang kuat. Hal ini dibuktikan dari masuknya nama Indonesia di peringkat 10 teratas dunia dalam hal total asset keuangan syariah.

Per Desember 2021, total aset keuangan syariah Indonesia mencapai lebih dari Rp 2.000 atau 143 miliar dolar AS. Angka ini terus tumbuh, bahkan di tengah pandemi Covid-19.

Di tahun kedua pandemi, aset keuangan syariah Indonesia mampu tumbuh 13,82 persen tahun per tahun, menjadi Rp 2.050,44 triliun, meningkat dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 1.801,40 triliun.

Seiring dengan itu, pasar modal syariah memiliki porsi yang juga besar, dengan pertumbuhan 60,27 persen, ini menjadi sektor yang pertumbuhannya paling tinggi dengan laju 14,83 persen tahun per tahun.

Perbankan syariah yang memiliki pangsa pasar 33,83 persen dari keuangan syariah tumbuh sebesar 13,94 persen tahun per tahun.

"Jadi secara kualitatif keuangan syariah Indonesia juga masih mencatatkan prestasi yang baik di masa pandemi. Dengan mempertahankan peringakat ke-2 dari Islamic Finance Development Indicator 2021," pungkas Teten. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA