Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ekonom Bank Mandiri Yakin Indonesia Kuat Hadapi Resesi Ekonomi

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Senin, 01 Agustus 2022, 20:07 WIB
Ekonom Bank Mandiri Yakin Indonesia Kuat Hadapi Resesi Ekonomi
Ilustrasi/Net
rmol news logo Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Indonesia saat ini tengah menghadapi berbagai tantangan eksternal yang dapat mempengaruhi perekonomian nasional. Mulai dari pandemi yang belum selesai, perang Rusia-Ukraina dan juga perlambatan ekonomi negara maju yaitu Amerika Serikat dan China.

Berdasarkan data BPS, nilai ekspor Indonesia Januari–Juni 2022 mencapai 141 miliar dollas AS atau naik 37,11 persen dibanding periode yang sama tahun 2021. Sementara ekspor nonmigas mencapai 133 miliar dollas AS atau naik 37,33 persen.

Menurut Ekonom Bank Mandiri, Faisal Rachman, perekonomian Indonesia masih ditopang konsumsi dalam negeri yang kuat.

“Indonesia ekonominya cenderung tidak terlalu open. Sekitar 50 persen lebih ekonomi indonesia ditopang konsumsi dalam negeri. Jadi dampaknya harusnya tidak signifikan ya. Ditambah permintaan batu bara tetap kuat ya walau China melambat. Karena permintaan Eropa naik di tengah penurunan impor energi dari Rusia,” kata pria yang akrab disapa Oce ini di Jakarta, Senin (1/8).

Hal lain yang dikhawatirkan adalah laju inflasi dalam negeri. BPS melaporkan laju inflasi domestik bulan lalu adalah 0,64 persen dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Lebih tinggi dibandingkan Juni 2022 yang sebesar 0,61 persen. Namun secara tahunan (year-on-year/yoy), laju inflasi terakselerasi. Inflasi Juli 2022 tercatat 4,94 persen yoy, lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang 4,35 persen sekaligus jadi yang tertinggi sejak Oktober 2015.

Ada tiga faktor yang mempengaruhi inflasi, yaitu harga bahan pokok, transportasi dan konsumsi rumah tangga seperti listrik  dan bahan bakar.

“Lebih lanjut kami masih memprediksikan inflasi akan terus naik secara substansi maupun mendasar pada semester ke 2 tahun 2022. Ini lebih disebabkan meningkatnya permintaan ( demand-pull inflation) menyusul dari pelonggaran PPKM yang membuat masyarakat lebih leluasa bergerak dan kecepatan uang berputar,” katanya.

Meski trend inflasi diperkirakan akan terus naik, namun pihaknya optimis inflasi akan berada pada 4,60 persen di akhir tahun, sedikit diatas kisaran Bank Indonesia yaitu 3persen+1.

Oce berpendapatan kondisi perekonomian Indonesia masih akan baik. Apalagi jika dibandingkan dengan awal Pandemi.

“Saya rasa tidak akan separah ketika pandemi covid-19. Karena walau melemah namun perbaikan demand tetap ada,” demikian Oce.rmol news logo article


Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA