Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Efisiensi dan Produktivitas Jadi Critical Point yang akan Dijaga bank bjb

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/jamaludin-akmal-1'>JAMALUDIN AKMAL</a>
LAPORAN: JAMALUDIN AKMAL
  • Rabu, 20 Juli 2022, 12:32 WIB
Efisiensi dan Produktivitas Jadi <i>Critical Point</i> yang akan Dijaga bank bjb
Berfoto bersama di acara Business Review Semester I/2022 dengan tema "Efficiency, Productivity and Empowering Digital Ecosystem for Financial Growth” di Ballroom Trans Luxury Hotel/Net
rmol news logo Efisiensi dan produktivitas merupakan critical point yang harus dijaga bank bjb pada saat ini. Walaupun secara likuiditas industri perbankan maupun bank bjb cukup memadai, namun demikian, dampaknya terhadap efisiensi khususnya biaya dana harus dijaga untuk mempertahankan kinerja yang positif dalam periode yang akan datang.

Begitu pesan dari Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi saat memberi sambutan di acara Business Review Semester I/2022 dengan tema "Efficiency, Productivity and Empowering Digital Ecosystem for Financial Growth” di Ballroom Trans Luxury Hotel, Jalan Gatot Subroto, Kota Bandung Selasa, (19/7).

Acara ini turut dihadiri oleh Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Ketua Komisi III DPRD Provinsi Jawa Barat Phinera Wijaya, Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Kantor Regional 2 Jawa Barat Indarto Budiwitono, Ekonom Sri Adiningsih, Praktisi IT Otto Toto Sugiri, Komisaris Utama Independen bank bjb Farid Rahman beserta jajaran, dan seluruh jajaran pejabat executive bank bjb se-Indonesia beserta tamu undangan lainnya.

Soal efisiensi, Yuddy Renaldi mengurai bahwa pihaknya bersyukur pandemi telah mendorong semua pihak menuju budaya baru. Kinerja positif bank bjb di masa pembatasan kegiatan dan mobilitas masyarakat, tidak lepas dari adaptasi teknologi yang dilakukan, sehingga interaksi baik secara internal maupun eksternal tetap dapat dilakukan secara daring.

"Budaya baru ini telah menjadi bagian keseharian dari kita semua, serta turut membantu terciptanya efisiensi yang perlu kita lestarikan. Di mana mobilisasi pegawai berjumlah besar pun dapat kita minimalisir dengan penggunaan media daring tanpa mengurangi makna dan tujuan kegiatan," jelas dia.

Sekalipun bank bjb sudah sukses mencatatkan kinerja positif di tahun 2022, dia tetap mengingatkan tentang pentingnya produktivitas. Dia meminta agar semua pihak mulai melakukan kegiatan yang produktif dan menghindari kegiatan yang kontra produktif.

Selain itu, bank bjb senantiasa terus mengembangkan ekosistem yang dimiliki dengan produk dan fitur yang terus di enhance dan experience yang terus dikembangkan dalam bidang digitalisasi. Sehingga jarenanya, sampai dengan saat ini telah terbentuk ekosistem digital yang cukup baik.

Dia mengurai, pengguna aplikasi DIGI mobile sudah mencapai lebih dari 847 ribu pengguna, atau tumbuh hampir 5 kali lipat dari tahun 2020.

QRIS merchant bank bjb juga bertumbuh hampir 90 kali lipat dari semula 7.458 merchant di tahun 2020, dan saat ini menjadi lebih dari 655 ribu merchant.

Ekosistem tersebut telah menyumbang hampir 40 persen fee based income bank bjb yang tumbuh 33,1 persen secara year on year.

“Inilah ekosistem keuangan bank bjb dalam konsep branchless bank yang harus kita optimalkan utilisasinya, kita kejar pertumbuhannya, hingga menjadi bagian dari kontributor fee based income yang jauh lebih besar di masa yang akan datang,” urainya.

Terakhir, Yuddy Renaldi menjelaskan bahwa bank bjb telah berhasil melepaskan diri dari tekanan pandemi dalam waktu 3 tahun terakhir. Bahkan berbagai pencapaian diraih, yang dibuktikan dengan diterimanya 40 penghargaan.

Diantaranya  “Indonesia Innovation Award 2022” dari media Iconomics, “Best Bank 2022 KBMI 2” dari Majalah Investor dan “Infobank TOP BUMD 2022”, “Indonesia Customer Service Award 2022” dari media Iconomics, “Banking Service Excellent Award” dengan peringkat 2 terbaik secara nasional layanan prioritas bank umum dari media Infobank; dan lainnya.

Mendengar penjelaskan tersebut, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengingatkan bahwa saat ini dunia masih menghadapi tiga disrupsi, yaitu disrupsi pandemi, global warming, dan digitalisasi. Tiga disrupsi ini mau tidak mau harus dihadapi, termasuk oleh pelaku bisnis yang bergerak dalam bidang perbankan.

Disrupsi pandemi, kata Kang Emil, tidak akan hilang, tapi grafiknya akan surut atau naik. Sehingga masyarakat harus bisa hidup berdampingan dengan virus. Walaupun secara dampak, ada efeknya terhadap bisnis. Namun dampak itu mestinya menjadi tantangan supaya  bisnis tetap berjalan.

Kemudian disrupsi global warming yang saat ini harus dihadapi. Tinggal bagaimana meresponnya dengan membuat kebijakan ekonomi green energi. Sektor perbankan juga bisa masuk ke berbagai bisnis yang mengangkat green energi.

"Kemudian ada disrupsi digital. Saat ini di Jabar ada 5.000 desa yang diharapkan bisa dikembangkan program petani millenial. Nanti, bank bjb bisa hadir di sana, misalnya menggarap transaksinya," jelas dia.

Kepada bank bjb, Kang Emil berpesan untuk terus berinovasi dan memberi manfaat bagi kemakmuran rakyat. bank bjb harus mampu menjadi solusi dalam mengentaskan kemiskinan di Jabar.

"Kita harus bisa menjadi yang terbaik. Memenangkan kompetisi itu tidak mudah, tapi lebih tidak mudah mempertahankannya. bank bjb sudah banyak awardnya, saya mengapresiasi capaian-capaian bank bjb selama ini. Tapi harus selalu berinovasi dan menjadi yang terbaik, " imbuh Emil.

Senada itu, Kepala Kantor Regional II Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jawa Barat Indarto Budiwitono mengapresiasi pencapaian bank bjb yang luar biasa dalam beberapa periode terakhir. Dia mengucapkan selamat kepada seluruh insan bank bjb yang telah membawa perusahaan lebih baik lagi.

"Saat pandemi, bank bjb mampu mengukir laba yang luar biasa. Kami mengucapkan selamat atas pencapaian ini. Kinerja keuangan Jawa Barat salah satunya ditopang oleh bank bjb. Sekali lagi terimakasih, " katanya.  rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA