Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dampingi Petani hingga Ekspor Tanaman Hias ke Belanda, Nusron Sarankan Kerja Duet BNI-Jamkrindo Ditiru

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/angga-ulung-tranggana-1'>ANGGA ULUNG TRANGGANA</a>
LAPORAN: ANGGA ULUNG TRANGGANA
  • Senin, 27 Juni 2022, 19:43 WIB
Dampingi Petani hingga Ekspor Tanaman Hias ke Belanda, Nusron Sarankan Kerja Duet BNI-Jamkrindo Ditiru
Anggota Komisi VI DPR Nusron Wahid/RMOL
rmol news logo Keberhasilan duet PT Bank Indonesia dan PT Penjaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) membina petani hingga menembus pasar ekspor perlu ditiru oleh lembaga keuangan lainnya.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Saran ini disampaikan anggota Komisi VI DPR Nusron Wahid merespons keberhasilan petani Bogor mengekspor ke Belanda. Sebab, lebih dari 1000 petani pohon yang dibina PT Minaqu Indonesia mendapatkan fasilitas kredit dan penjaminan kredit melalui skema kredit usaha rakyat (KUR).

"Saya salut, apreciate dan bangga dengan BNI dan Jamkrindo yang berhasil membina petani milineal atau smart farmer sampai bisa ekspor," ujar Nusron Wahid, di sela-sela meninjau tanaman eksport di tempat induksi Esperit Rosendaal, Gravenzande Belanda, baru-baru ini.

Nusron menjelaskan alasan ia menyarankan perlu ditiru, Alasannya, selain membiayai dan menjamin, perusahaan tersebut juga mencarikan mitra agar ekosistem bisnisnya bisa berkelanjutan.

"Ini yang disebut one stop service. Close lub sistem. Sehingga petani dan UMKM tidak sendirian, tapi terdampingi sehingga mendapatkan solusi," terang Wakil Ketua Umum PBNU ini.

Nusron menjelaskan, skema KUR yang diberikan BNI-Jamkrindo pada petani pohon di kawasan Bogor mencapai Rp 50 miliar. Sedangkan pohon dan tanaman yang dieskpor adalah tanaman hias dengan kontrak produksi 7 juta pohon per tahun.

"Tanaman hias asli Indonesia yang diekspor mulai Homalomena, Scindapsus, Alocasia, Ardisia, Cyrtosperma, Aglonema. Omsetnya mencapai 7 juta pohon setahun. Satu pohon rata-rata 1 dolar AS , sehingga omzet mencapai 7 juta dolar AS atau setara dengan Rp 100 milar setahun," ungkap  Nusron.

Tanaman hias asli plasma nutfah (hutan) Indonesia sangat diminati oleh negara subtropis (Eropa, Amerika, Jepang, Korea). Kebanyakan sebagai hiasan dalam ruangan atau untuk Terrarium dan Paludarium bahkan Aquascape,

Menurut data AIPH, pasar global florikultura sebesar Rp 5 ribu per tahun, mengalahkan konsumsi kopi dan teh sebesar Rp 3 ribu triliun per tahun. Pasar global saat ini dikuasai oleh Belanda 40 persen, Jerman 15 persen, Ecuador 15 persen, Thailand 8 persen, Vietnam 6 persen Singapore 5 persen dan Indonesia 0,08 persen.

Diungkapkan Nusron, selama ini banyak tanaman hias plasma nutfah Indonesia diambil oleh China dan diperbanyak di laboratorium di China lalu mereka menjual ke distributor di Belanda dan Amerika.rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA