Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pemerintah Kucurkan 277,6 Juta Dolar AS untuk Smelter Blok Lapao-pao

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Senin, 11 April 2022, 12:48 WIB
Pemerintah Kucurkan 277,6 Juta Dolar AS untuk Smelter Blok Lapao-pao
Penandatanganan perjanjian pembiayaan Smelter PT Ceria Metalindo Prima (CMP) yang digelar di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta/Net
rmol news logo Investasi pabrik pengolahan nikel di tanah air mendapat dukungan dari pemerintah. Salah satunya pembangunan smelter oleh PT Ceria Nugraha Indotama Group (CNI Group) melalui anak usahanya PT Ceria Metalindo Prima (CMP).

Dukungan pemerintah diwujudkan dalam pemberian fasilitas pembiayaan term loan senilai 277,6 juta dolar AS untuk pembangunan Line I fasilitas pengolahan bijih nikel laterit Rectangular Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) 1 x 72 MVA di Blok Lapao-pao, Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Pembiayaan ini diberikan oleh sindikasi perbankan, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk., (BJB) dan PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat (Bank Sulselbar).

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arifin Tasrif mengatakan, pemerintah berkomitmen mempercepat hilirisasi industri nikel di Indonesia agar menghasilkan nilai tambah sebagaimana amanat UU Minerba.

"Dengan implementasi UU Minerba, hilirisasi ini telah memberikan perubahan. Nilai tambah dari ekspor nikel sudah mencapai 20 miliar dolar AS, jauh berbeda jika dibandingkan dengan ekspor material mentah," kata Arifin dalam keterangan tertulisnya, Senin (11/4).

Arifin menambahkan, komoditi nikel memberikan prospek besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain untuk dalam negeri, produk nikel juga sangat penting untuk industri baja.

Komoditi nikel juga  penting dalam mempercepat transisi energi, utamanya dalam mendukung industri baterai dan kendaraan listrik.

"Ini tentu menjadi nilai strategis bagi Indonesia. Karena itu saya meminta CNI Group untuk mengembangkan hilirisasisi berbagai produk lain secara global," tambah Arifin.

Presiden Direktur Utama CNI Group, Derian Sakmiwata memaparkan, dukungan pembiayaan sindikasi 277,6 juta dolar AS ini akan memberi kepastian pencapaian target operasi tahap pertama smelter bijih nikel Laterit Rectangular Rotary Kiln-Electric Furnace (RKEF) CMP dengan kapasitas 63,000 ton feronikel dengan kandungan 22 persen atau setara dengan 13,900 ton nikel per tahun dengan total nilai proyek Line I senilai 347 juta dolar AS.

Saat ini CNI Group menggunakan 2 teknologi, yaitu teknologi Rectangular Rotary Kiln Electric Furnace (RKEF) dengan kapasitas 4x72 MVA, terdiri dari 4 Iajur produksi untuk mengolah bijih nikel saprolite dan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) untuk mengolah bijih nikel limonite (bijih nikel kadar lebih rendah). rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA