Prediksi yang berbeda justru disampaikan oleh Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Riza Annisa Pujarama. Di mana, ia memandang target yang dipatok pemerintahan Presiden Joko Widodo sulit tercapai.
Hal itu disampaikan langsung oleh Riza dalam acara Webinar Evaluasi Ekonomi Indonesia 2021 oleh Ekonom Milenial Indef yang digelar secara virtual, Rabu sore (8/12).
Riza mengatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2021 turun menjadi 3,51 persen dari pencapaian di kuartal sebelumnya yang sebesar 7 persen.
"Kemudian, untuk ekonomi,
growth sendiri targetnya dari 5 persen. Kalau dirata-ratakan pertumbuhan ekonomi triwulan III itu sekitar 3,28 persen. Sehingga masih agak cukup jauh," ujar Riza seperti dikutip
Kantor Berita Politik RMOL.
Sehingga kata Riza, masih ada sekitar 1,8 persen untuk mencapai target pemerintah di atas 5 persen pada kuartal IV-2021 ini.
"Berarti kalau ingin mau mencapai 5 persen itu cukup berat ya. Sehingga upaya mencapai target sesuai APBN di 5 persen tidak mudah untuk dicapai dengan sisa waktu 3 bulan," pungkas Riza.
Pemerintah menargetkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,5-6 persen lantaran indikator ekonomi mulai membaik.
Misalnya, pada periode awal kuartal IV-2021, yakni di bulan Oktober,
Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur Indonesia berada di level 57,2. Ditambah, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada pada level 113,4 pada bulan Oktober.
Kemudian, dari sisi neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Oktober 2021 sebesar 5,73 dolar Amerika Serikat.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: