Begitu perkiraan dari CEO rakasa minyak Rusia Rosneft Igor Sechin ketika berbicara pada acara Russian-Chinese Energy Business Forum pada Senin (29/11).
"Volume perdagangan yang dicapai antara Rusia dan China menciptakan potensi signifikan untuk mengembangkan penyelesaian bersama dalam yuan dan rubel," ujarnya, seperti dikutip
Sputnik.
Dalam pernyataannya, ia menyoroti kebijakan pelonggaran kuantitatif yang diambil oleh Federal Reserve System Amerika Serikat (AS). Pada kenyataannya, kelebihan pasokan uang membanjiri ekonomi global, mengurangi daya tarik dolar sebagai mata uang utama dan meragukan penggunaan dolar sebagai alat pembayaran yang aman.
Pangsa dolar dalam cadangan bank sentral dunia saat ini terendah selama 5 tahun terakhir, sekitar 59 persen.
Menurut Sechin, Moskow dan Beijing juga diharapkan menandatangani 20 perjanjian, mengenai pasokan energi, penelitian bersama, pendidikan, transfer teknologi, dan lain-lain.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: