Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kunci Sukses Usaha Ayam Geprek Hingga Punya Tujuh Cabang di Kota Serang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 13 Oktober 2021, 15:08 WIB
rmol news logo Sepotong ayam geprek, nasi, lengkap dengan sambal khas, serta segelas es teh manis, hanya dengan harga Rp 10.000, siapa tidak mau?

Mungkin inilah keberanian yang membawa hoki dari seorang pemuda asal Serang yang sejak dua tahun lalu mencoba bisnis kuliner ayam geprek. Saat ini bisnis ayam gepreknya telah memiliki tujuh cabang di Kota Serang.
 
Ayam geprek telah menjadi hidangan populer yang dapat ditemukan di hampir semua kota  di Indonesia. Sepotong ayam goreng tepung yang digeprek dan dibaluri sambal bajak ini telah menjadi favorit banyak kalangan.
 
Terkenal nikmat dan ramah di kantong, menu ayam geprek semakin melejit dan menjadi pilihan. Dan pemuda ini, bahkan berani menawarkan harga yang jauh lebih hemat lagi tanpa melupakan cita rasa dan kualitasnya.

"Siapa yang tidak tergiur dengan paket harga segitu? Irit di kantong, kenyang, dan rasanya enak. Saya pikir, dari sinilah jalan untuk mempromosikan produk saya," ujar Endang Rukmana, pemilik usaha kuliner 'Geprek Dewek 24 Jam' dalam acara zoom Jendela usaha bersama Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (13/10).

Selain harga yang hemat, Endang juga siap melayani pembeli 24 jam nonstop. Ini diakuinya sebagai kelebihan lain yang belum dimiliki Kota Serang untuk usaha kuliner ayam geprek.

"Buat yang malam-malam lapar, yang pulang lembur, yang kerja malam, bisa langsung hubungi gerai kami. Kami siap melayani 24 jam. Harga sepuluh ribu itu untuk yang makan di tempat," jelas Endang.

Es teh manis itu adalah bonus selama masa promosi. Saat promosi usai, maka es teh manisnya akan berganti dengan air mineral. Berkisah soal es teh manis, Endang memaparkan bahwa ini juga merupakan rahasia suksesnya.

"Saya juga tidak menyangka, es teh manis bisa membawa pengaruh yang sangat besar. Ketika promosi pembukaan cabang ketujuh, saya mencoba memasukkan menu es teh manis ke dalam paket geprek sepuluh ribu. Ternyata sambutannya sangat-sangat bagus," kisah Endnag.  

Pernah mengalami kerugian? Kelahiran Jakarta 15 Mei 1984 ini mengangguk pasti. "Iyalah, namanya orang usaha pasti pernah mengalami yang namanya rugi, rintangan, cobaan.... itu pernah saya alami," terangnya.

Ketika pasokan ayam tidak memenuhi kualitas biasanya, atau harga cabe yang melonjak, serta adanya aturan PPKM.

"Nah, PPKM yang berlaku kemarin lalu itu, sangat berimbas. Resto saya kan buka 24 jam. Sementara PPM memberlakukan pembatasan jam operasional. Di situlah kendala yang paling terasa. Untungnya sekarang PPKM telah berlalu," kisah Endang.

Ia mengatakan, orang berbisnis itu harus punya cadangan atau tabungan, untuk menutupi kalau-kalau menemukan rintangan. Hal lain yang menjadi kunci sukses usaha adalah sedekah.  

Endang memaparkan bahwa program "24 Jam Berbagi" ia lakukan secara rutin dengan membagi-bagikan ayam gepreknya kepada mereka yang ia temui di jalan, yang tidur di emperan, sampai ke tukang sapu jalanan.  

Ia memiliki pos tersendiri agar dana untuk program berbaginya terus berjalan lancar. Ia mengaku, apa yang ia raih saat ini belum seberapa, tetapi untuk berbagi terhadap sesama tidak perlu menunggu sampai  menjadi apa.

"Saya akui ini juga sebuah branding. Orang-orang di Serang tahu, siapa yang punya program 24 Jam Berbagi, ya cuma Geprek Dewek 24 Jam," ujar Endang.

Dari ayam geprek yang nikmat, mengalir rejeki yang dahsyat, sehingga bisa berbagi dan membawa manfaat. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA