Hal tersebut disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam Konferensi Pers Menuju Presidensi G-20 Indonesia tahun 2022, secara virtual pada Selasa malam (14/9).
Dikatakan Airlangga Hartarto, pada tahun 2020 ini, merupakan kali pertama Indonesia menjadi tuan rumah dalam gelaran Presidensi G20.
"Di tahun 2020 menjadi pertama kali Indonesia menjadi tuan rumah dari presidensi G20 dan baru empat negara empat negara yaitu Jepang, RRT, Korea Selatan dan Saudi Arabia yang sudah pernah menjadi tuan rumah," ujar Airlangga.
Dijelaskan Airlangga, ada mekanisme khusus dalam pemilihan tuan rumah Presidensi G20. Yakni, bergiliran antar kawasan negara anggota.
"Dalam menentukan presidensi G20 memiliki mekanisme yang disebut regional bucket rotation di mana saat ini giliran kelompok pemerintahan di Asia," terangnya.
Dengan menjadi tuan rumah, kata Ketua Umum Partai Golkar ini, Indonesia akan mendapatkan peran strategis dalam menentukan desain kebijakan G20 nantinya.
"Dengan menjadi Presidensi G20, Indonesia punya kesempatan strategis untuk menentukan arah desain kebijakan pemulihan ekonomi global terutama pada masa pasca pandemi Covid-19 ini," pungkasnya.
Indonesia akan menjadi tuan rumah Presidensi G20 selama satu tahun dimulai pada 1 Desember 2021 sampai 30 November 2022.
Hadir dalam konferensi pers tersebut Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan RI Mahfud MD, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, Menteri Keuangan RI Sri Mulyani, Menteri Komunikasi dan Informatika RI Johnny G. Plate dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: