Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hasil Penerapan Mandatori B30 Menko Perekonomian Mulai Dinikmati Petani Sawit

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Rabu, 18 Agustus 2021, 15:31 WIB
Hasil Penerapan Mandatori B30 Menko Perekonomian Mulai Dinikmati Petani Sawit
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian yang juga selaku Ketua Komite Pengarah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Airlangga Hartarto,/Net
rmol news logo Kinerja ekspor dari hasil produksi pertanian Indonesia mulai kembali bergeliat, meski pandemi Covid-19 masih menyebar di berbagai daerah.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Salah satu komoditas yang diharap terus menjadi primadona dalam ekspor pertanian Indonesia adalah kelapa sawit, yang pada triwulan II kemarin menunjukkan tren positif. Karena hingga pertengahan tahun ini, harga TBS (tandan buah segar) kelapa sawit di tanah air terus bertengger tinggi.

Hal ini disebabkan dari berbagai upaya yang dilakukan pemerintah. Mulai dari penetapan UU Cipta Kerja yang dipimpin oleh Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto, yang juga selaku Ketua Komite Pengarah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) hingga kebijakan mandatori biodiesel 30 (B30).

Berdasarkan laporan dari anggota DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) di 22 provinsi dan 136 kabupaten menunjukkan tren positif harga TBS sawit. Petani sawit pun mendapatkan dampak yang positif yaitu kesejahteraannya kini meningkat.

"Ini kado terindah bagi petani sawit di Indonesia. Sepanjang republik ini berdiri, baru tahun ini petani menikmati manisnya harga TBS," ujar Ketua Umum DPP APKASINDO, Gulat Manurung dalam keterangan tertulisnya, Rabu (18/8).

Beberapa tahun sebelumnya, Gulat Manurung melihat harga TBS sempat anjlok akibat dampak kampanye hitam produk sawit dari beberapa negara Uni Eropa. Namun kini berkat kebijakan pemerintah, tahun ini harga sawit terus melonjak.

Ia mencatat di sejumlah provinsi yang biasanya menerima Harga TBS di bawah Rp 1.000/kg, kini sudah jauh lebih baik lagi tahun ini. Di provinsi Banten, harga TBS menembus angka Rp 1.800/kg periode 16-22 Agustus 2021.

"Padahal, tahun lalu saja harga TBS diterima petani hanya Rp 600 per kilogram. Kami bersyukur tahun ini dapat harga bagus," imbuhnya.

Selain di Banten, APKASINDO juga mencatat kini di semua provinsi harga TBS sangat positif. Di Kalimantan Selatan misalnya, per 16 Agustus 2021 harga TBS ditetapkan provinsi sebesar Rp2.100/kg.

"Di pabrik, harga pembelian bisa mencapai Rp 2.350 sampai Rp 2.400 per kilogram. Luar biasa, harga TBS pada tahun ini," ucap Samsul Bahri selaku Ketua DPW APKASINDO Kalimantan Selatan.

Hingga periode I Agustus ini, Indra Rustandi selaku petani sawit asal Kalimantan Barat yang juga Ketua DPW APKASINDO  Kalimantan Barat menerima harga tertinggi TBS mencapai Rp 2.542/kg.

"Para petani menyambut baik melesatnya harga TBS di tahun ini," tuturnya.

Di Jambi, harga TBS petani menyentuh angka Rp 2.620/kg periode 13-19 Agustus 2021. Di periode sama tahun lalu, harga TBS hanya bertengger di angka Rp 1.870/kg. Di Riau, harga TBS cetak rekor mencapai Rp 2.730/kg.

Sementara itu, harga TBS periode 11-17 Agustus di Sumatera Utara mencapai Rp 2.769/kg. Begitu pula di Sumatera Selatan, harga TBS penetapan provinsi naik menjadi Rp 2.498,03/Kg periode pertama Agustus.

Di Sulawesi Tengah, pergerakan harga TBS saat ini juga sangat positif. Pada Agustus, harga TBS dapat mencapai Rp 2.345/kg. Sedangkan di tahun lalu, harga TBS di provinsinya masih di bawah Rp 1.500.kg.

"Harga sangat bagus sekarang dan petani sawit dengan lahan 10 hektar ke atas terancam akan jadi orang kaya," kata Siswanto yang merupakan Ketua DPW APKASINDO Sulteng.

Selain itu, Ketua DPW APKASINDO Riau, KH Suher memaparkan hasil analisisnya terhadap harga TBS di Riau dan Sumatera Utara yang mencapai Rp 2.780 per kilogram, yang tidak terlepas dari Penerapan Pergub Tataniaga TBS. Aturan ini diramu bersama antara lain Disbun, APKASINDO, GAPKI, dan ASPEK PIR.

"Memang baru disahkan oleh Gubernur Riau, Pak Syamsuar pada awal 2021. Harus diakui, Pergub Riau ini menjadi pergub hybrid karena perpaduan dari Pergub TBS yang sudah terlebih dahulu terbit sebelumnya di provinsi lain,” ujar Suher.

Atas laporan perwakilan APKASINDO di daerah-daerah tersebut, Gulat Manurung mengaku tidak terkejut dengan tingginya harga TBS sampai Agustus ini. Bahkan mencapai rekor tertinggi dalam 15 tahun terakhir, walaupun ada kekhawatiran harga CPO di pasar global bakal melandai setelah pemerintah Indonesia menyesuaikan pungutan ekspor.

"Akan tetapi, penyesuaian tarif pungutan ekspor malahan berdampak positif kepada harga. Saya optimistis tahun ini bisa tembus angka Rp3000 per kilogram," ucap auditor ISPO ini.

Selain itu, Gulat menilai bahwa kebijakan pemerintah terkait petani kelapa sawit sangat tepat dan jitu. Mulai dari pemberlakukan mandatori Biodiesel 30 hingga UU Cipta Kerja, telah membuat sawit kembali menjadi komoditas primadona di Indonesia.

Gulat berharap, di HUT ke-77 RI pada tahun depan, BPDPKS bisa memberikan kado lainnya kepada Petani Sawit. Misalnya  dukungan berdirinya 7 pabrik sawit di 7 Provinsi di bawah manajemen Koperasi Setara APKASINDO. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA