Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kupas Pertumbuhan Ekonomi 7,07 Persen, IYCN Ingatkan Pemerintah Tetap Waspada

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/diki-trianto-1'>DIKI TRIANTO</a>
LAPORAN: DIKI TRIANTO
  • Jumat, 13 Agustus 2021, 17:43 WIB
Kupas Pertumbuhan Ekonomi 7,07 Persen, IYCN Ingatkan Pemerintah Tetap Waspada
Data Badan Pusat Statistik (BPS) terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II 2021/Repro
rmol news logo Pertumbuhan ekonomi sebesar 7,07 persen (yoy) pada kuartal II 2021 harus dibarengi dengan kewaspadaan dari pemerintah. Apalagi, saat ini Indonesia sedang dihadapkan dengan varian baru Covid-19.

Sekretaris Jenderal Indonesian Youth Community Network (IYCN), Muhammad Fadli Hanafi berpandangan, kinerja ekonomi berkualitas dapat ditinjau dari sisi keberlanjutannya atau sustainability.

Ia mengutarakan, ekspor yang tumbuh 31,78 persen (yoy) sebagai salah satu pendorong ekonomi Indonesia sejatinya “tertolong” oleh peningkatan kinerja ekonomi negara mitra dagang, seperti Amerika Serikat yang tumbuh 12,2 persen dan China yang tumbuh sebesar 7,9 persen.

Dari sisi domestik, peningkatan supply dan demand juga meningkat karena adanya pelonggaran kebijakan pembatasan sosial, sehingga konsumsi meningkat sebesar 5,93 persen (yoy) dan investasi meningkat 7,54 persen (yoy).

Fadli melanjutkan, konsumsi dari sisi pengeluaran memberikan kontribusi tertinggi sebesar 52,9 persen terhadap PDB. Peningkatan aktivitas ekonomi ini juga ditandai oleh meningkatnya realisasi PPh 21 sebesar kurang lebih 5 persen dan PPN sebesar kurang lebih 8 persen.

"Semua itu dikarenakan ekonomi perlahan mulai berputar oleh pelonggaran kebijakan pembatasan aktivitas masyarakat," kata Fadli dalam keterangan tertulisnya, Jumat (13/8).

Berdasarkan indikator tersebut, ia pun mewanti-wanti pemerintah untuk mengantisipasi kemungkinan kembalinya kontraksi ekonomi dengan adanya varian Covid-19 baru serta PPKM yang diperpanjang.
 
Dengan beberapa indikator di atas, jika kinerja negara mitra dagang kembali terkontraksi akibat varian baru Covid-19, ditambah lagi dalam 2 bulan terakhir penerapan PPKM.
 
Di sisi lain, menurut Fadli, realisasi 7,07 persen pada kuartal II 2021 berangkat dari lowbased growth, di mana sebelumnya ekonomi Indonesia mengalami kontraksi. Sehingga, kata dia, perbandingan yang dilakukan pemerintah kurang pas.

Karena jika dibandingkan di periode yang sama saat kondisi ekonomi masih normal di periode 2018/2019, capaian ekonomi dalam negeri masih relatif lebih rendah di 2021.

"Dengan demikian momentum positif ini harus dipertahankan, setidaknya dengan menjaga daya beli dan perputaran ekonomi di tengah pandemi," tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA