BI-Fast merupakan infrastruktur baru yang menjadi bagian dari Bluprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI) 2025. Layanan ini didesain untuk menjadi alat pembayaran bagi para pelaku industri, ritel, UMKM melalui transfer online.
Layanan ini akan beroperasi selama 24 jam dan mempercepat sistem kliring tanpa batas.
Head of Digital Banking Product BSI, Riko Wardhana mengatakan, meskipun BSI baru menyelesaikan proses merger, namun pihaknya optimis untuk mengikuti digitalisasi yang tengah dilakukan semua bank.
"Walaupun BSI
new comer, baru beres merger, harus ikut track formula F1... Siap nggak siap," ujarnya dalam webinar Infobank bartajuk "Membangun Ekosistem Pembayaran Digital Menyongsong BI Fast" pada Selasa (3/8).
Berdasarkan pengalaman penerapan QRIS, Riko optimis jika BI-Fast dapat memberikan banyak manfaat bagi UMKM dan ekonomi syariah.
Ia mengungkap, pihaknya telah tergabung dalam
working group agar bisa mengimplementasikan BI-Fast pada Desember 2021.
Dengan adanya BI-Fast, Riko mengatakan, transfer kredit dapat lebih mudah dilakukan karena tersedia proxy, hanya menggunakan nomor telepon tanpa nomor rekening.
"Efisiensinya sangat besar. Dengan mekanisme yang baru ini, kita bisa menyelesaikan dispute dengan efisien," tambahnya.
Ia juga melanjutkan, nantinya, BI-Fast juga akan melibatkan transaksi-transaksi e-commerce.
"Terkait dengan implementasi, di sisi kami, saat ini development menyentuh 80 persen, sama dengan
most of the bank. Ini suatu projek luar biasa, tantangan luar biasa. Tapi working group-nya aktif dan
challenge-challenge secara bertahap kita selesaikan," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: