"Pertumbuhan tersebut berada di atas industri perbankan nasional yang tercatat masih minus 1,23%," ujar Direktur Utama bank bjb Yuddy Renaldi dalam keterangannya yang diterima redaksi, Jumat (30/7).
Lebih jauh Yuddy memaparkan, pertumbuhan tersebut ditopang oleh kredit konsumer yang juga tumbuh sebesar 4,2% yoy menjadi Rp60,8 trilliun. Selain itu, kredit segmen komersial pun tumbuh hingga 18,8% menjadi Rp17,3 trilliun.
Meski demkian, kredit segmen UMKM dalam triwulan ini tercatat mengalami minus 3,8% yoy. Dari Rp6 triliun pada periode yang sama tahun lalu, menjadi Rp5,8 trilliun di periode ini.
"Tingkat pertumbuhan kredit sektor UMKM melandai karena terdampaknya sektor lembaga keuangan di masa pandemi Covid-19. Sehingga, ekspansi penyaluran UMKM melalui pola channelling dengan BPR belum dapat dilakukan secara optimal," ungkap Yuddy.
Sementara itu, kredit perumahan ercatat mengalami pertumbuhan sebesar 12,5% yoy menjadi Rp7,2 trilliun. Hal tersebut terjadi seiring dengan permintaan dan penjualan properti yang perlahan mulai pulih.
Faktor lain yang mendorong kenaikan KPR adalah penyaluran FLPP dari Januari sampai dengan triwulan ke-2 2021 yang mencapai Rp449 miliar dengan jumlah penyaluran sebanyak 4.449 debitur. Pada tahun 2021 ini, bank bjb menargetkan penyaluran pembiayaan KPR FLPP untuk sekitar 5.700.
"Dengan mempertimbangkan perkembangan permintaan kredit baik konsumsi masyarakat maupun kebutuhan modal usaha serta risiko yang mungkin dihadapi, sampai dengan akhir 2021 ini kami memproyeksikan pertumbuhan Kredit pada level 7-8%," tandas Yuddy.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: