Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pendidikan Vokasi Dibutuhkan Untuk Dongkrak UMKM

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/widian-vebriyanto-1'>WIDIAN VEBRIYANTO</a>
LAPORAN: WIDIAN VEBRIYANTO
  • Jumat, 16 Juli 2021, 10:25 WIB
Pendidikan Vokasi Dibutuhkan Untuk Dongkrak UMKM
Ilustrasi pegiat UMKM/Net
rmol news logo Sektor koperasi dan UMKM merupakan salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia. Namun, pandemi Covid-19 memberikan dampak yang signifikan terhadap ketahanan sektor UMKM. Sebanyak 78 persen dari 64 juta UMKM di Indonesia bahkan sudah diambang kegalauan atau kesusahan.

Begitu kata Ketua Umum CEO Business Forum, Jahja Sunarjo dalam webinar Seri Diskusi Riset Keilmuan Terapan Pendidikan Tinggi Vokasi dengan tema “Solusi Riset Terapan Vokasi Untuk Resiliensi UMKM” yang digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi beberapa waktu lalu.

Menurut Jahja, sektor yang harus menjadi prioritas untuk diselamatkan saat ini adalah UMKM dan koperasi karena keduanya menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dalam 5 hingga 10 tahun ke depan.

“Kekuatan ekonomi tidak akan lagi bergantung pada konglomerasi, tapi pada koperasi dan UMKM,” tegasnya.

Digitalisasi dinilai bisa menjadi salah satu cara untuk membuat UMKM di Indonesia lebih resilience dan survive.

Selain digitalisasi, kemampuan riset juga menjadi salah satu syarat UMKM untuk dapat berkembang dan berekspansi. Hanya saja, para UMKM sudah terlalu sibuk dengan produksi, sehingga tak sempat untuk riset.

Atas alasan itu, dibutuhkan andil pihak ketiga dari vokasi atau akademisi untuk membantu proses riset mereka.

Jahja menyarankan agar lulusan politeknik, SMK, dan universitas yang tidak tertampung kembali ke daerah masing-masing dan menjadi motor UMKM.

“Sehingga UMKM kita menjadi lebih tangguh dan memiliki manajerial yang lebih baik. Dan digitalisasi juga akan lebih cepat terjadi karena generasi muda ini yang akan membawa perubahan ke daerahnya masing-masing,” ujar Jahja.

Di satu sisi, Tim Riset Keilmuan Terapan Kemdikbudristek Heddy Agah mengurai bahwa pendidikan vokasi membutuhkan tempat untuk pelatihan. Mereka juga dituntut untuk bisa bekerja sama dengan UMKM serta pelaku industri skala besar atau kecil.

Salah satu solusi yang diberikan adalah Program Riset Keilmuan Terapan Dalam Negeri – Dosen PT Vokasi. Program ini digagas oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek dengan sumber dana dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

Tujuannya menciptakan riset terapan yang berbasis pada demand driven atau persoalan rill yang dihadapi langsung, baik oleh dunia usaha dan dunia industri (DUDI) maupun masyarakat.

“Kami berusaha menyambungkan apa yang diberikan dunia vokasi dan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat di industri,” urainya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA