Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Hotel Pesantren, Perpaduan Apik Kultur Santri Dan Hospitality

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/amelia-fitriani-1'>AMELIA FITRIANI</a>
LAPORAN: AMELIA FITRIANI
  • Rabu, 30 Juni 2021, 15:29 WIB
Hotel Pesantren, Perpaduan Apik Kultur Santri Dan <i>Hospitality</i>
Founder dan CEO Hopes Hafiz Al Asad, MA dalam program webinar Bincang Sehat/RMOL
rmol news logo Apa hal pertama yang terlitas di pikiran Anda ketika mendengar kata "pesantren"? Barangkali yang akan muncul adalah, santri, kitab atau ilmu agama.

Pesantren memang merupakan salah lembaga pendidikan agama Islam yang populer di Indonesia. Saat ini tidak sedikit pesantren di tanah air yang berinovasi dalam banyak aspek, mulai dari teknologi, kurikulum pendidikan hingga keterampilan, untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman namun tetap memegang teguh nilai-nilai agama.

Salah satu inovasi yang juga dibawa ke ranah pesantren adalah konsep "Hotel Pesantren". Adalah seorang pemuda asal Madura bernama Hafiz Al Asad, MA yang berani untuk membuat gebrakan semacam itu.

Hotel dan pesantren, bagaimana memadukan konsep keduanya?

Dalam program webinar mingguan Bincang Sehat yang diselenggarakan oleh Kantor Berita Politik RMOL pekan lalu, Hafiz berbagi ceritanya mengenai latar belakang dia menemukan benang merah antara pesantren dan hotel serta bagaimana dia memadukannya menjadi sebuah konsep, yakni Hotel Pesantren (HOPES).

"Sebenarnya, ide-ide ini muncul ketika masa awal pandemi Covid-19 di Indonesia, Maret 2020. Saat itu pekerjaan saya memungkinkan saya untuk bekerja secara remote dan saya pun pulang ke rumah di Madura. Kebetulan di rumah memang ada pesantren kecil," kata Hafiz.

"Suatu ketika saya sedang duduk, saya memperhatikan ada santri yang biasa sekali membantu bersih-bersih di rumah. Saat itu saya berpikir, kok ini bagus sekali cara dia membersihkan, merapikan dan sikapnya yang begitu sopan serta atentif," sambungnya.

Sikap semacam itu pun membuat Hafiz teringat akan pelayanan yang biasa didapat di hotel bintang lima.

"Kebetulan saya adalah orang yang senang staycation sejak dulu, sehingga saya berpikir bahwa pelayanan seperti ini bahkan melebihi apa yang didapatkan di hotel bintang lima. Sepertinya saya bisa nih membawa pelayanan seperti ini ke konsep hotel," ujar Hafiz.

"Kemudian muncul ide untuk membuat hotel berkonsep pesantren. Artinya, tempat penginapan yang berada di lingkungan pesantren, agar mereka yang menginap bisa merasakan hospitality dan pelayanan yang seperti ini," terang pria lulusan pascasarjana Boston University itu.

Bermula dari gagasan itulah, Hafiz memberanikan diri untuk membuat soft launching HOPES pada tanggal 22 Oktober 2020, bertepatan dengan momen Hari Santri Nasional.

"Alhamdullilah, peluncuran itu dapat apresiasi positif dari masyarakat," kata Hafiz.

Saat ini HOPES baru dibuka di Madura, namun dia menceritakan bahwa sudah ada sejumlah pesantren lainnya yang tertarik untuk membuka Hotel Pesantren, seperti di Bangkalan, Pasuruan, Lombok dan Kalimantan.

Hospitality dan santri, bagaimana proyeksi ke depannya?

"Jadi, sejak dulu jika saya berbicara dengan orang-orang yang tidak kenal lingkungan pesantren, hal yang muncul di benak mereka adalah bahwa pesantren itu kolot. Padahal sebenarnya pesantren lebih dari itu. Kita di pesantren memiliki banyak hal yang bisa kita ceritakan," papar Hafiz.

Dalam lingkungan pesantren, sambungnya, para santri bukan hanya piawai dalam belajar kitab, ilmu agama serta bahasa, melainkan juga mereka memiliki nilai lebih terutama dalam hal adab. Para santri memahami bagaimana cara untuk bersikap ramah, sopan dan santun.

"Hal-hal semacam ini yang perlu kita ceritakan lebih luas agar banyak orang memahami bahwa nilai hospitality itu lekat dengan lingkungan pesantren," terangnya.

Di titik itulah, Hafiz mengaku bahwa dia melihat potensi besar yang bisa digali lebih dalam dari lingkungan pesantren.

"Saya pikir ini bisa jadi potensi khususnya ketika teman-teman lulusan pesantren mau berkarir di bidang manajemen hospitality. Apalagi saat ini sudah banyak konsep hotel syariah. Pemerintah pun sedang mendorong agar Indonesia bisa jadi salah satu pemain dalam industri pariwisata halal dunia," tutur Hafiz.

"Diharapkan nantinya ketika teman-teman di pesantren lulus, mereka memiliki bekal bukan hanya paham dalam ilmu agama, bahasa Arab dan Inggris, membaca kitab kuning, tapi juga skill yang lain. Dalam hal ini di bidang hospitality," sambungnya.

Lebih lanjut Hafiz menjelaskan bahwa konsep hotel pesantren yang dia rintis akan mampu membawa manfaat, bukan hanya untuk para santri, tapi juga untuk pesantren itu sendiri serta masyarakat umum.

"Selain benefit untuk para santri, HOPES juga diharapkan untuk bisa membantu diversifikasi ekonomi pesantren.

"Diharapkan pesantren-pesantren yang tergabung di dalam HOPES nantinya bisa memiliki independensi dalam hal ekonomi. Karena selama ini masih banyak pesantren di Indonesia yang masih belum mandiri dalam hal perekonomian, sehingga terlalu relying pada bantuan pemerintah atau masyarakat," tutup Hafiz.

Jika mau mengenal lebih jauh HOPES bisa melalui akun Instagram @hotelpesantren. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA