Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Terobosan Baru, Indonesia Bangun Pabrik Pengolahan Sarang Burung Walet Pertama Di China

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 27 Juni 2021, 12:58 WIB
Terobosan Baru, Indonesia Bangun Pabrik Pengolahan Sarang Burung Walet Pertama Di China
Acara groundbreaking pabrik pengolahan sarang burung walet milik Indonesia di Distrik Fengxian, Shanghai, China pada 26 Juni 2021/KBRI Beijing
rmol news logo Untuk pertama kalinya, industri Sarang Burung Walet (SBW) Indonesia mampu melebarkan sayap bisnisnya hingga ke pasar China.

Pada Sabtu pagi (26/6), Dutabesar RI untuk RRC dan Mongolia Djauhari Oratmangun ikut menghadiri acara groundbreaking atau peletakan batu pertama pembangunan pabrik SBW di Distrik Fengxian, Shanghai.

Tidak sendiri, Dubes Djauhari didampingi oleh Konjen RI Deny W. Kurnia, serta Chairman dan CEO Yantyty Group Co.Ltd., Rudy Foniaty dan Lily Foniaty.

Acara tersebut juga dihadiri oleh Secretary Party dan jajaran pimpinan Fengxian District Shanghai, Ketua dan Presiden Indonesia Chamber of Commerce in China Region (INACHAM), Konsul Ekonomi dan Kepala ITPC Shanghai, hingga Kepala Bank Mandiri Shanghai.

Di tengah persaingan binis di sektor produk industri makanan dan minuman China yang ketat, Indonesia sangat membanggakan.

Menurut keterangan tertulis dari KBRI Beijing yang diterima redaksi pada Minggu (27/6), Yantyty Group bersama PT. Anugerah Citra Walet Indonesia (ACWI) merupakan perusahaan yang mensuplai kebutuhan bahan baku SBW berkualitas dan siap diproses dalam berbagai berbagai jenis produk, seperti makanan, minuman, kue sampai dengan kosmetik yang masuk dalam pangsa pasar produk SBW (premium class) di China, melalui Shanghai.

Produk SBW sendiri saat ini sudah menjadi salah satu produk unggulan Indonesia ke China, dan menyumbang sekitar 80 persen dari kapasitas produksi dunia untuk SBW yang memiliki kualitas terbaik.

Nilai ekspor SBW Indonesia ke China berada diposisi pertama, dengan total nilai 413,6 juta dolar AS pada 2020, naik 88,05 persen dari tahun sebelumnya.

Pada posisi ini, ekspor produk SBW Indonesia mampu kuasai sekitar 75 persen pangsa pasar SBW di China.

Dalam sambutannya, Dubes Djauhari memuji hubungan bilateral antara RI dan RRC yang sudah berjalan selama 71 tahun sejak 1950 dan bekembang dengan pesat dalam dua dekade terakhir.

"Tingkat hubungan kerja sama bilateral kedua negara sudah memasuki jenjang Comprehensive Strategic Partnership, yang utamanya difokuskan dalam kerja sama ekonomi, perdagangan dan investasi," ujar Dubes Djauhari.

Dengan pesatnya kerja sama tersebut, China menjadi mitra perdagangan terbesar bagi Indonesia, dan Indonesia merupakan mitra perdagangan terbesar ke-4 bagi China. Di sektor investasi, China menjadi mitra terbesar ke-2 di Indonesia.

Sinergi kerja sama kedua negara juga terus dikembangkan dalam kerangka Belt and Road Initiative (BRI) milik China dan Global Maritime Fulcrum (GMF) milik Indonesia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA