Pembatasan ekspor yang disebutnya sebagai 'shock absorber' harga, bertujuan mendorong produsen dalam negeri untuk berinvestasi lebih banyak dalam produksi.
"Ini adalah salah satu sumber pertumbuhan kami dengan menambahkan rantai baru, seperti biji-bijian, untuk memajukan peternakan, kemudian peternakan memajukan hasil susu, dan seterusnya," katanya.
Sebelumnya, pemerintah Rusia memberlakukan larangan sementara ekspor soba untuk periode 5 Juni hingga 31 Agustus untuk memastikan ketahanan pangan negara.
Menurut Reshetnikov, Pemerintah Rusia sedang mencari langkah-langkah dukungan untuk ekspor makanan dan cara-cara untuk mengendalikan pertumbuhan harga di pasar domestik.
Sejak awal pandemi Covid-19, Rusia telah melakukan pembatasan ekspor biji-bijian dengan mengenakan pajak yang tinggi. Kementerian Pembangunan Ekonomi Rusia baru-baru ini mengajukan proposal kepada pemerintah untuk mengenakan pajak ekspor gandum sebesar 25 euro (atau 30 dolar AS ) sejak 15 Februari hingga 30 Juni.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: