Mengambil contoh tranformasi telepon genggam, mantan Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro menjelaskan kemunculan telepon genggam pada akhir 1990-an hanya digunakan untuk telepon dan pesan teks.
Namun setelah itu telepon genggam berubah menjadi telepon pintar, kemudian gawai yang memiliki berbagai fungsi yang dapat menggantikan komputer.
Bambang mengatakan, transformasi tersebut meningkatkan nilai dan daya saing dari produk. Namun itu tidak akan terjadi tanpa adanya pengembangan produk.
Sayangnya, pengembangan produk sendiri belum menjadi prioritas di Indonesia. Lantaran industri masih fokus pada operasional.
"
Product development hanya bisa muncul kalau ada inovasi. Inovasi itu adalah sesuatu yang memiliki kebaruan. Inovasi bisa muncul kalau ada R&D
(research and development)," jelas Presiden PT Telkom Indonesia ini dalam webinar yang digelar Infobank pada Kamis (3/6).
"Jadi sekarang ini kita harus mendorong argumen R&D bagi satu bangsa itu penting. Bukan untuk masalah ranking universitas atau kita ingin melahirkan pemenang Nobel. Bukan. R&D itu penting karena akan langsung memengaruhi daya saing perekonomian kita," pungkasnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: