Demikian antara lain visi yang disampaikan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi ketika berbicara dalam
talk show yang digelar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) bertema “Membangun Ekosistem Ekspor Halal UMKM Indonesia†yang diselenggarakan secara hybrid dari Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Sabtu siang (1/5).
Untuk mencapai visi itu, ujar Lutfi yang juga Wakil Ketua Umum 2 MES, sudah saatnya perekonomian nasional berbasis masjid diwujudkan.
“Dalam 20 tahun mendatang, ekonomi Indonesia akan naik kelas. Indonesia harus menjadi tuan rumah produk sendiri. Inilah saatnya ekonomi kembali dari masjid,†ujar Lutfi.
Pada bagian lain, Lutfi mengatakan, Kementerian yang dipimpinnya memiliki dua fokus pengembangan ekonomi berbasis masjid, yakni muslim
fashion dan halal
food.
Mendag M. Lutfi mengajak koleganya, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, yang juga hadir sebagai pembicara dalam
talk show mulai mendiskusikan hal ini dengan lebih serius lagi.
Adapun Bahlil Lahadalia yang merupakan Wakil Ketua Umum 3 MES mengatakan, masjid berfungsi sebagai pusat dari kegiatan ekonomi dan sosial umat Muslim.
Dia sedikit bercerita mengenai perjalanannya dari masa remaja sebagai pengurus masjid di kampung halaman, maupun pengalaman sebagai aktivis semasa kuliah.
Dengan latar belakang tersebut, Bahlil memiliki kedekatan dengan pergerakan dari masjid.
“Rasulullah pun membangun agama Islam melalui pasar. Hari-hari ini, anak muda yang berada di OKP lebih banyak yang lebih ingin menjadi karyawan, PNS, dan politisi. Satu hal yang tertinggal adalah fokus terhadap ekonomi. Oleh sebab itu, anak muda harus mengubah mindset dan memperkokoh konsistensi,†ujarnya.
Bahlil menekankan, hal paling utama yang harus dimiliki pengusaha adalah gagasan. Setelah berhasil mengembangkan gagasan yang baik, barulah modal akan datang.
“Perlu kolaborasi antara yang memiliki gagasan dengan yang memiliki kapital,†tambahnya.
Selain kedua menteri itu, tokoh lain yang hadir dalam diskusi ini adalah Ketua Komite Ekspor halal MES, M. Anwar Basori, dan Imam Besar Masjid Istiqlal KH. Nasaruddin Umar yang menyampaikan sambutan.
Adapun tiga pembicara adalah Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag RI, Dr. Kasan; Direktur Retail Banking Bank Syariah Indonesia, Kokok Alun Akbar; dan CEO Amalia Group, Amalia Jayanti Abdullah.
Ketua Komite Ekspor Halal MES, M. Anwar Basori, mengatakan, kegiatan ini merupakan ikhtiar bangsa Indonesia dalam mengembangkan ekonomi syariah dunia.
Potensi Ekonomi SyariahIndonesia yang diakui sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia dapat mengembangkan ekonomi syariah sehingga dapat menjadi arus utama baru dalam mendorong pertumbuhan ekonomi global.
Potensi ekonomi syariah, atau sering pula disebut ekonomi halal, dapat dilihat dari semakin meningkatnya pertumbuhan populasi muslim dunia yang diperkirakan akan mencapai 27,5 persen dari total populasi dunia pada 2030 dan meningkatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara muslim, serta munculnya pasar halal potensial seperti China dan India.
Ekosistem ekonomi syariah termasuk produk halal perlu terus dikembangkan melalui riset. Sehingga, ekspor produk halal Indonesia bisa terus bertumbuh dan berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.
Sementara, ekspor produk halal Indonesia ke negara-negara Organisasi Kerja Sama Internasional (OKI) baru mencapai 45 miliar dolar AS atau setara 12,5 persen dari total perdagangan Indonesia sebesar 369 miliar dolar AS pada 2018.
Untuk itu, perlu ada peningkatan riset di bidang ekonomi dan keuangan syariah, termasuk penerapan teknologi di dalam membangun industri produk halal di Indonesia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: