Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ekonomi China Tumbuh Hebat, Capai Rekor 18,3 Persen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 16 April 2021, 13:48 WIB
Ekonomi China Tumbuh Hebat, Capai Rekor 18,3 Persen
Pertumbuhan ekonomi China pada kuartal pertama 2021 capai 18,3 persen/DW
rmol news logo Ekonomi China tumbuh dengan pesat pada kuartal pertama 2021 setelah setahun terperosok karena pandemi Covid-19.

Biro Statistik Nasional pada Jumat (16/4) menyebutkan, ekonomi China tumbuh sebesar 18,3 persen. Itu adalah rekor tertinggi bagi China sejak tiga dekade lalu.

"Perekonomian nasional melakukan awal yang baik," ujar jurubicara Biro Statistik Nasional Liu Aihua, seperti dikutip AFP.

Liu menuturkan, pesatnya pertumbuhan ekonomi China sebagian disebabkan oleh aktivitas industri dan ekspor yang kembali menggeliat.

Untuk mencegah penularan Covid-19, pihak berwenang memberlakukan langkah-langkah kontrol yang ketat. Termasuk melarang pekerja untuk keluar daerah tempat mereka bekerja selama istirahat.

Bahkan selama liburan Tahun Baru Imlek, para pekerja migran didesak untuk tetap bekerja, agar tidak menimbulkan migrasi besar-besaran.

Menurut Liu, angka pertumbuhan ekonomi China dari kuartal ke kuartal menunjukkan pemulihan yang stabil.

Di sektor-sektor utama, ekonomi China menguat di sekitar periode liburan mereda dan konsumsi domestik melonjak.

Pada Maret, produksi industri China naik 14,1 persen per tahun, membawa pertumbuhan kuartal pertama menjadi 24,5 persen.

Penjualan ritel melonjak 34,2 persen, meningkat dari dua bulan pertama dan membawa pertumbuhan kuartal pertama menjadi 33,9 persen karena sebagian besar kehidupan kembali normal.

Meski begitu, Liu memperingatkan, situasi internasional masih penuh dengan ketidakpastian.

Selain itu, kepala ekonom HSBC China, Qu Hongbin mengatakan, pemulihan tidak seimbang karena tingkat pengangguran yang turun hanya sedikit, yaitu 5,3 persen pada Maret.

"Pemulihan tetap tidak seimbang, dengan konsumsi swasta tertinggal karena meningkatnya pengangguran," ucap Qu.

Kepala ekonom Asia Oxford Economics, Louis Kuijs menyebut pemillihan akan sangat bergantung pada program vaksinasi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA