Ika Anggoro Wati, ibu rumah tangga asal Menanggal, Surabaya Selatan, mengakui bahwa selama masa pandemi produksi rengginang turun drastis.
"Turunnya hampir 40 persen," ujar Ibu dari tiga orang anak ini.
Sejak lima tahun lalu, Ika membantu melanjutkan usaha RengginangUenak khas Surabaya yang telah dirintis pamannya sejak 2010. Ketika itu RengginangUenak telah berkembang, tetapi penjualannya masih tradisional.
"Waktu itu jualannya masih ke toko-toko atau titip teman. Melihat peluang itu, saya mencoba bergabung, dan paman senang sekali, karena saya membawa perubahan dengan sistem penjualan yang lebih luas yaitu melalui online. Promosi pun saya tingkatkan lagi. Dari situ saya paham bahwa penjaga pelanggan adalah dengan pelayanan yang baik dan menjaga rasa serta kualitas produk," kata Ika dalam acara Jendela Usaha yang diselenggarakan
Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (31/3).
Sebelum pandemi, RengginangUenak telah melampaui produksi hampir 200 Kg per harinya. Kemudian turun menjadi sekitar 80-100 Kg.
"Tapi, Alhamdulillah. Menjelang Ramadhan ini, ada peningkatan permintaan. Permintaan mecapai 150 Kg per hari," katanya sumringah.
RengginangUenak memiliki 6 varian rasa; rasa bawang ikan laut, terasi udang, rasa seledri, rasa balado, rasa manis, dan rasa cumi-cumi. Penjualannya sendiri sudah mencapai ke luar pulau.
Dengan produksi sebanyak itu, RengginangUenak biasanya memanggil karyawan tambahan untuk mempercepat produksi.
"Karyawannya ada 10 orang, tetapi kalau produksi sedang meningkat kami meminta bantuan tenaga tambahan. Karyawannya ya masih saudara sendiri, yang tinggalnya berdekatan. Alhamdulillah jadi bisa membantu menambah pemasukan saudara-saudara," kata Ika.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: