Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dua Pengusaha Jamur Berbagi Tips Tentang Baglog Dan Kumbung

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 03 Maret 2021, 14:38 WIB
Dua Pengusaha Jamur Berbagi Tips Tentang Baglog Dan Kumbung
Faiq Zaeroni, pemilik Rumah Jamur Monang maning, Denpasar dalam acara Jendela Usaha, Rabu 2 Maret 2021/Repro
rmol news logo Budidaya jamur memiliki prospek yang baik untuk dijadikan peluang bisnis. Kebutuhan akan jamur selalu ada dan tidak pernah berhenti. Dengan modal yang tidak terlalu besar, kita bisa memulai bisnis ini. Namun yang perlu diperhatikan bagi seseorang yang tertarik pada bisnis budidaya jamur ini adalah melakukan cek pasar.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

"Seperti pada umumnya usaha, cek pasar itu perlu. Seberapa lingkungan sekitar membutuhkan produk itu dan kenali hambatan-hambatannya termask perawatannya. Setelah itu kita bisa mempersiapkan perangkat operasionalnya," ujar Mukrim, pemilik usaha Jamur Nusa Indah Jamkid, Pati, dalam acara Jendela Usaha yang diselenggarakan oleh Kantor Berita Republik Merdeka Online, Rabu (3/3).   

Perangkat operasional itu di antaranya menemtukan kumbung atau rumah jamur, sebuah ruang dengan sirkulasi yang baik. Lalu menyiapkan wadah tanam tempat meletakkan bibit jamur yang disebut baglog.

Umumnya, baglog menyerupai tabung karena menyesuaikan bentuk plastik pembungkusnya. Baglog bisa dibeli atau dibuat sendiri. Lalu siapkan bibit jamur.
Ketika memulai usaha, Mukrim membeli semua baglognya dari pihak lain. Lama kelamaan, ketika bisnisnya mulai menunjukkan hasil yang bagus dan permintaan semakin meningkat, ia pun mulai membuat sendiri baglognya.

Baglog itu terdiri dari serbuk kayu, serbuk padi, serbuk jagung, dan kapur. Empat komponen ini diaduk rata, lalu masukkan ke plastik. Tetapi, sebelum masuk plastik, didiamkan dulu sehari semalam.

Jika di awal Mukrim memulai dengan 350 baglog, maka kini setiap hari ia memproduksi 1.000 baglog yang dilakukannya sendiri bersama empat orang karyawannya.

Baglog itu kemudian diletakkan di kumbung. Kumbung atau rumah jamur harus memiliki sirkulasi yang baik dan cukup terbuka.

"Kumbung harus memiliki sirkulasi udara yang cukup bagus," ujar Faiq Zaeroni pemilik usaha Rumah Jamur Monang maning, Denpasar, yang juga hadir dalam acara Jendela Usaha.

"Kumbung bangunan atau ruangan yang diisi dengan rak-rak untuk meletakkan baglog. Ruangan ini harus memiliki kemampuan untuk menjaga suhu dan kelembaban," katanya.

Dinding kumbung bisa dibuat dari papan dan atapnya dari genteng. Hindari penggunaan asbes atau seng, karena akan mendatangkan panas dan itu tidak baik bagi pertumbuhan jamur.

Untuk lantainya upayakan bisa menyerap air, agar saat menyiram baglog, tetesannya bisa segera meresap.

Di Denpasar, walau udaranya panas, tetapi tetap bisa untuk membudidayakan jamur jika kita bisa mencermati cara perawatannya, menurut pengusaha yang akrab disapa Roni ini.

Roni awalnya membuat sendiri baglog-baglog yang akan digunakan untuk budidaya jamur-jamurnya. Belakangan, ia malah membuat baglog untuk dijual.

Pengusaha yang memulai usahanya sejak 2011 ini mengatakan, keterbatasan lahan membuatnya tidak bisa banyak-banyak menanam jamur. Namun, ia mengakui hasil dari menjual baglog cukup bagus.  

"Sisa baglog barulah saya gunakan untuk budidaya sendiri," katanya, seraya menambahkan budidaya jamur yang dilakoninya telah memenuhi pasar di area Denpasar dan sekitarnya.

Ia juga merambah bisnis kuliner berbahan dasar jamur yang ia geluti yang menunjukkan hasil yang sangat baik. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA