Sebabnya, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto telah melihat sejumlah indikator yang dia nilai mampu mendongkrak perekonomian nasional.
Salah satunya yang disebutkan Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) ini adalah pertumbuhan investasi Indonesia, yang menurutnya sudah mulai meningkat walaupun masih menghadapi masalah pandemi.
"Di tengah pandemi, investasi di Indonesia masih meningkat yaitu 826,3 triliun rupiah walaupun masih berada di bawah target 900 triliun rupiah," ujar Airlangga dalam siaran pers yang diterima
Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (19/2).
Dari segi
capital market, mantan Menteri Perindustrian ini menjelaskan nilai tukar rupiah mengalami perbaikan, sehingga setara dengan berbagai
financial currency di negara-negara ASEAN.
Kemudian, dari segi
equity, jika dibandingkan dengan sebelum pandemi Covid-19 telah mengalami pemulihan yaitu pada level 6000. Harga komoditas ini didorong antara lain oleh kelapa sawit yang
all time high, sehingga membantu nilai tukar pekebun Indonesia.
"Berbagai sektor di capital market sudah lebih baik dari pada awal tahun 2020 sehingga ini menambah keyakinan pereknomian kita positif," paparnya.
Maka dari itu, Airlangga meyakini prospek ekonomi Indonesia di masa depan cukup menjanjikan. Karena selain indikator-indikator yang dia sebutkan tadi, pertumbuhan ekonomi nasional saat ini berada di nomor empat terbaik setelah Cina, Vietnam dan Korea Selatan.
"Hal ini didorong oleh upaya pemulihan ekonomi nasional yang sudah berada dalam jalur yang benar," tuturnya.
"Lembaga-lembaga dunia juga mengkompromikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan positif 4,4 persen hingga 4,8 persen. Tentu pemerintah akan tetap menargetkan 5 persen," demikian Airlangga Hartarto menambahkan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: