Haryadi, seorang pengusaha dodol asal Lampung menceritakan pengalamannya yang harus bertahan di tengah terjangan pandemi Covid-19.
Berdiri sejak 2002, Dodol Mandiri dibuat Haryadi dari nol. Dengan modal Rp 600 ribu, ia melakukan eksperimen membuat dodol hingga akhirnya dikenal dengan dodol durian dan pandan khasnya.
Haryadi mengaku pandemi Covid-19 telah berdampak pada usahanya. Bahkan permintaan di tengah pandemi turun drastis hingga lebih dari setengahnya.
"Drastis, 60 persen lah dari sebelum pandemi," ungkap Haryadi dalam diskusi Jendela Usaha yang digelar
Kantor Berita Politik RMOL pada Rabu (17/2).
Meski begitu, Haryadi berupaya untuk tidak mengurangi karyawannya. Pernah berusaha dari nol, Haryadi berempati pada para karyawannya.
"Kalau karyawan belum kita sudahi. Kita mencoba pelan-pelan. Intinya... karyawan juga butuh kehidupan untuk sehari-hari," kata Haryadi.
Alih-alih mengurangi karyawan, Haryadi berjuang untuk mengatur ulang segala hal, termasuk pemasaran. Di mana ia mulai giat melakukan pemasaran secara online, baik melalui Facebook maupun Instagram.
"Dari 2002 sebenarnya Dodol Mandiri belum pernah (dijual online), tapi mau tidak mau ya," lanjut dia.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.