Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dodol Pertama Di Binjai Hasil Produksi Anak Milenial

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 17 Februari 2021, 13:01 WIB
Dodol Pertama Di Binjai Hasil Produksi Anak Milenial
Pengusaha dodol khas Binjai/Ist
rmol news logo Panganan legit ini banyak disukai berbagai kalangan, dari yang tua sampai yang muda. Rasanya yang manis, legit, dan kenyal, memiliki sensasi tersendiri saat menyantapnya. Tak hanya sekedar mengkonsumsinya, banyak yang juga tertarik untuk menjadikannya bisnis. Salah satunya adalah sosok milenial dari Binjai, Dodi Setiawan.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Tidak banyak anak muda yang tertarik untuk menekuni bisnis dodol. Terlebih di Binjai. Dodi bisa dikatakan menjadi anak muda yang mempelopori usaha dodol ini di tanah kelahirannya.

"Dari kecil saya suka dodol, sampai-sampai nama saya dikaitkan dengan dodol, dodi, dodol dingin," ujarnya saat bebicang-bincang dalam acara Jendela Usaha, Rabu (17/2).

Dodi bercerita bahwa sejak kecil senang memperhatikan orang membuat dodol bahka ikut serta membantu mengaduk dodol saat ada acara keluarga.

"Jadi kalo ada keluarga atau saudara yang lagi pesta ni, saya pasti ikut ngaduk dodol. Karna bagi saya, ngaduk dodol bersama-sama itu ada rasa indahnya,apa lagi ngaduknya dengan kerabat dekat semua. Dari situ saya banyak belajar, untuk sebuah rasa di dalam dodol, ada perjuangan bersama untuk membuatnya," katanya.

Ketertarikan Dodi pada dodol semakin berkembang saat ia mengetahui bahwa dodol bisa dikolaborasi dengan aneka rasa.  Dodi pun mencoba mencari tahu lewat internet tentang pengolahan dodol lebih jauh.

Bersama sang ibu yang ia sebut mamak, ia pun melakukan percobaan pembuatan dodol dengan campuran berbagai rasa. Sampai akhirnya ia berpikir, apa yang tidak ada di Binjai?


"Ternyata di Binjai itu  belum pernah ada yang jualan dodol.
Nah dari situlah ketertarikan saya bertambah, untuk menjadikan bisnis dodol pertama di Binjai," kata Dodi.

Olahan ubi madu ia pilih sebagai campuran rasa dodol olahannya.

"Saya sering ke pajak (pasar), dan melihat banyak sekali ubi jalar. Kalau di pajak orang-orang menyebutnya ubi wortel. Ternyata dodol dengan campuran ubi lebih legit," katanya.

Karena usaha ini masih baru, pemasarannya pun masih sekitaran Binjai dengan mengandalkan jaringan pertemanannya dan IG @dodolkitaa. Namun begitu, Dodi bersyukur karena harapannya mengembangkan panganan tradisional bisa terwujud. Ia berharap usaha dodolnya bisa meluas.

"Saya ingin mempelajari ilmu membuat dodol lebih dalam lagi, lebih dari yang saya dapat saat ini. Saya masih berproses. Saya mungkin akan banyak belajar dari para senior, juga dari Habib Faishol (yang juga ikut serta dalam acara Jendela Usaha), agar tahu pengolahan dodol yang lebih legit dan tahan lama," tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA