Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Porang Makin Diminati Pasar Luar Negeri, Petani Di Medan Diajak Budidaya Secara Wanatani

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Rabu, 10 Februari 2021, 14:57 WIB
Porang Makin Diminati Pasar Luar Negeri, Petani Di Medan Diajak Budidaya Secara Wanatani
Petani di Medan diajak menanam Porang/Ist
rmol news logo Naiknya pamor porang (Amorphophallus oncophyllus) sebagai tanaman yang bernilai ekspor tinggi membuat Badan Karantina Pertanian mengajak masyarakat untuk membudidayakan tanaman ini dengan sistem wanatani atau agrofeorestri.

Ajakan ini disampaikan Kepala Badan Karantina Pertanian, Ali Jamil, saat melakukan kunjungan kerja monitoring Kostratani di Desa Leci, Kecamatan Medan Tuntungan, Sumatera Utara, Rabu (10/2).

“Saya senang dapat mengajak petani untuk menanam porang di hutan kayu mahoni. Semoga bisa memberi manfaat, terlebih porang kini menjadi salah satu komoditas yang laris di pasar ekspor,” kata Jamil melalui keterangannya, dikutip Kantor Berita RMOLSumut.

Jamil menambahkan, sejalan dengan tugas yang diberikan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam mengawal Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor Pertanian, Gratieks pihaknya terus melakukan sinergistas dengan berbagai pihak. Termasuk dengan kelompok tani di Desa Leci.  

Selain itu, menurut Jamil, penanaman dengan sistem wanatani juga menyesuaikan habitat awal komoditas porang yang tumbuh di hutan. Kini, dengan kandungan berupa glukomanan yang banyak dimanfaatkan sebagai bahan dasar obat dan kosmetika di luar negeri, membuat porang makin dicari.

Penanaman perdana kali ini juga turut dihadiri oleh Andi Yusmanto, Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul, Kepala Karantina Pertanian Tanjung Priok, Dahler Lubis, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Utara beserta tim Desa Gratieks Karantina Pertanian Belawan.

Sang pemilik lahan kebun hutan, Felix, mengapresiasi ajakan untuk menanam porang.

“Awalnya saya adalah eksportir binaan Karantina Pertanian Belawan dan kemudian mendapat informasi terkait porang yang laris di pasar ekspor. Oleh karenanya saya menyambut baik ajakan ini, terlebih dengan sistem wanatani. Tahap awal 2 hektare dan akan terus berlanjut pada tahap berikutnya, semoga bisa member manfaat nyata bagi warga desa,” tuturnya.

Dalam kesempatan tersebut Jamil juga memberikan bimbingan teknis terkait cara budidaya porang yang benar, guna menghasilkan umbi dan bulbil/katak porang yang berkualitas.

Pun menyampaikan bahwa budidaya pembibitan porang ke depannya akan dilakukan dengan kultur jaringan, ini sebagai bukti serius pemerintah terhadap budidaya porang.

Sementara itu, Andi Yusmanto menyampaikan informasi dari data pada sistem perkarantinaan, IQFAST Karantina Pertanian Belawan, bahwa kinerja ekspor porang asal Sumut selama tahun 2020 sebesar 1.832 ton dengan nilai Rp 15,5 miliar.

Diharapkan melalui inisiasi penanaman porang dengan sistem wanatani dapat menambah produktivitas sekaligus meningkatkan kinerja ekspor, baik jumlah tonase maupun jumlah negara tujuan.

"Data ini menunjukkan bahwa porang dapat menjadi ‘iconic eksport' baru sekaligus dapat menjadi sumber ekonomi baru bagi petani, khususnya di Sumut," tutup Andi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA