Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Dubes Priyo: Meski Pandemik Investasi Kolombia Di Indonesia Alami Peningkatan

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Sabtu, 06 Februari 2021, 23:28 WIB
Dubes Priyo: Meski Pandemik Investasi Kolombia Di Indonesia Alami Peningkatan
Dubes Priyo Iswanto/Ist
rmol news logo Kerja sama Indonesia-Kolombia sejauh ini terus terjaga. Bahkan dalam tiga tahun terakhir mengalami peningkatan yang signifikan di semua bidang, baik politik, ekonomi, dan sosial budaya.

"Volume perdagangan naik dengan surplus yang cukup tinggi di pihak Indonesia," terang Duta Besar RI untuk Kolombia, Priyo Iswanto dalam pesan singkatnya kepada Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (6/2).

Namun, pandemi Covid-19 menjadikan tahun 2020 sebagai  tahun yang sulit bagi seluruh negara di dunia.

Kolombia sendiri mengalami kontraksi. Menurut data CEPAL (Komisi Ekonomi Amlat dan Karibia) kontraksi Kolombia mencapai hingga 7 persen yang berimplikasi pada menurunnya tingkat konsumsi.

Neraca perdagangan Indonesia-Kolombia juga terganggu, hingga kuartal ketiga turun 10 persen.

"Sangat diharapkan pada kuartal ke-4 akan lebih baik, karena Kolombia baru membuka kegiatan pada bulan September lalu," ujar Priyo yang menjabat sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Republik Indonesia untuk Republik Kolombia sejak 2017.  

Walau masa pandemi, investasi Kolombia di Indonesia tetap meningkat. "Memang belum besar, tapi tercatat naik hampir 2 persen pada tahun 2020 pada kisaran 1 juta dolar AS," terang Priyo.

Pada akhir 2020 lalu, banyak pengusaha Kolombia yang mulai menanam modal di Indonesia antara lain di sektor energi, logistik, dan pertanian.

Pria yang pada akhir Januari 2021 lalu baru saja menerima gelar kehormatan doctor honoris causa di bidang Ilmu Sosial dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) ini berharap ke depan kedua negara akan saling mendorong untuk menjadikan masing-masing sebagai investment and production base di kawasan.

"Artinya Kolombia akan menjadikan Indonesia sebagai investment and production mereka untuk kawasan Asia Tenggara dan sebaliknya," ujarnya.  "Setelah situasi membaik, kita harapkan kerja sama kedua negara akan segera meningkat kembali karena prospek pertumbuhan ekonomi di Kolombia tahun 2021 diproyeksikan naik 5,2 persen."

Wabah Covid-19 telah mengubah semua situasi, semua negara mengalami pertumbuhan ekonomi minus dan berdampak pada menurunnya tingkat permintaan.

Untuk Indonesia sendiri, Priyo meyakini, sebenarnya masih banyak peluang yang bisa dimanfaatkan. Ia menguraikan, komoditi yang mendukung kesehatan, khususnya alat kesehatan, memiliki permintaan yang cukup tinggi, termasuk bahan baku untuk kesehatan dan kecantikan.

"Contohnya, seperti coconut virgin oil," katanya.

"Juga terdapat permintaan tinggi untuk produk manufaktur akibat perubahan perilaku orang karena wabah seperti penggunaan sepeda. Khusus sepeda listrik, terdapat permintaan sepeda listrik cukup tinggi dari Kolombia, dan saya sudah bicara dengan salah satu perusahaan pembuat selis di Indonesia untuk memenuhi permintaan tersebut.," tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA