Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ekonomi 2021 Diramal Positif, Airlangga Dorong Refocusing Dan Realokasi Anggaran Untuk Ungkit ...

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Jumat, 05 Februari 2021, 20:43 WIB
Ekonomi 2021 Diramal Positif, Airlangga Dorong Refocusing Dan Realokasi Anggaran Untuk Ungkit ...
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto/Repro
rmol news logo Pemerintah meramal laju pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini beranjak positif, karena beberapa faktor pendorong telah disiapkan.

Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto mengungkapkan prediksi nilai pertumbuhan ekonomi yang dicatat pemerintah dan diyakini bisa dicapai menyentuh angka hingga lebih dari lima persen.

"Pemerintah melihat bahwa target di tahun 2021 antara 4,5 hingga 5,5 persen. Dan tentunya kita harap masih ada pertumbuhan positif di kuartal satu, rangenya kita perkirakan (positif) 1,6 hingga 2,1 persen," ujar Airlangga dalam jumpa pers virtual di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta Pusat, Jumat (5/2).

Angka target pertumbuhan ekonomi tersebut, diterangkan Airlangga, karena melihat prediksi lembaga ekonomi dunia seperti World Bank, OECD, ADB hingga IMF, yang memperkirakaan ekonomi Indonesia tahun 2021 tumbuh 4,4 hingga 5,3 persen.

Untuk mendorong target tersebut, Airlangga menyebutkan faktor utama  yang mampu mengungkit pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah meningkatkan konsumsi rumah tangga.

"Kembali pada faktor pengungkit utama. Di mana, stimulasi daya beli dengan berbagai program perlindungan sosial, timbulkan rasa aman dengan akselerasi vaksinasi," bebernya.

Namun, agar target pertumbuhan 4,5 hingga 5,5 persen bisa tercapai, Airlangga bakal menggenjot konsumsi rumah tangga dan konsumsi pemerintah di kuartal pertama tahun ini.

"Pemerintah mendorong refocusing dan realokasi anggaran kementerian lembaga. Dan diharapkan akan masuk sektor yang jadi pengungkit perekonomian," tandas Airlangga Hartarto.

Dalam catatan Badan Pusat Statistik (BPS), perekonomian Indonesia pada tahun 2020 mengalami kontraksi. Secara kumulatif, angkanya minus 2,07 persen. Sedangkan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya minus 2,19 persen.

Adapun jika dibandingkan antara kuartal ke kuartal, angkanya sudah memperlihatkan sinyal positif. Karena, kontraksi ekonomi di kuartal keempat besarannya lebih kecil, yaitu 2,19 persen.

Dibanding  kuartal kedua yang minus 5,32 persen, dan kuartal ketiga yang minus 3,49 persen angkanya jauh lebih rendah. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA