"Ikan-ikan hias yang ada di Indonesia ini dikirim dari Tulungagung, seperti Jakarta, yogyakarta, Tegal, Semarang, sampai Sumatra, dan Sulawesi," terang Sigit Yupurwo Athwiy, Pembudidaya ikan Kolam Guppy Rejeki Barokah yang juga Penyuluh Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, saat acara diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Kantor Berita Republik Merdeka Online, Rabu (3/2).
Faktor iklim dan kelayakan air di Tulungagung menjadi faktor utama yang mensukseskan pembudidayaan ikan hias, menurut Sigit.
"Kebanyakan ikan hias yang menjadi andalan di Tulungagung adalah Koki dan Guppy," katanya. Ada juga Arwana dan Cupang. Selain Tulungagung, penghasil ikan hias lainnya adalah Blitar.
Dengan jumlah pembudidaya yang ribuan serta nilai penjualan yang tinggi baik domestik maupun ekspor, Indonesia masuk sebagai lima besar pengekspor ikan hias dunia.
Sayangnya Indonesia belum didukung oleh fasiitas transportasi dan fasilitas pengembangan ikan hias.
Agus Purnomo Wibisono, Pembudidaya ikan dari Iwake Bogor, mengatakan nilai ekspor ikan hias Indonesia masih kalah dari tetangga, Singapura. Padahal, kebanyakan ikan-ikan yang ada di Singapura justru berasal dari Indonesia.
"Ikan-ikan hias yang ada di Singapura itu banyak yang berasal dari Indonesia. Namun, mengapa nilai ekspor ikan hias Singapura lebih tinggi dari Indonesia, faktor pertama adalah logistik," terang Agus.
Singapura mengirim ikan-ikan tersebut ke negara-negara lainnya dengan harga yang lebih tinggi dan dengan kualitas yang bagus. Sementara Indonesia menjual ke Singapura dengan harga yang jauh lebih murah.
Selama ini, Singapura didukung dengan fasilitas transportasi maupun raiser atau fasilitas pengembangan ikan hias yang lebih baik daripada Indonesia untuk mengakses pasar internasional.
"Semoga ke depannya budidaya ikan di Indonesia semakin lebih baik dan bisa seperti negara-negara tetangga kta," ujar Sigit.
Sementara Agus mengatakan, banyaknya permintaan mestinya bisa memacu para pembudidaya untuk menghasilkan ikan-ikan yang berkualitas.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.