Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tempe Instan, Cara Mudah Memproduksi Olahan Sendiri

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 13 Januari 2021, 18:24 WIB
Tempe Instan, Cara Mudah Memproduksi Olahan Sendiri
Tempe Instan/Net
rmol news logo Membuat tempe sekarang ini tidak sesulit dulu lagi. Setidaknya, menurut Nurhayati Nirmalasari, pengusaha pengolahan tempe, ada cara yang lebih praktis bagi yang ingin belajar membuat tempe sendiri dan hasilnya pun memuaskan.

"Kita cukup menyiapkan bahannya saja. Lalu kita kirimkan bahan itu ke pabrikan pengolah tempe terbaik," kata wanita yang akrab disapa Nungki ini.

Menurut Nungki cara itu pula yang ia tempuh diawal memulai usahanya. Nungki 'menitip' bahan baku tempe yaitu kedelai ke pabrikan itu, dan ikut mengawasi pengolahannya.

Nungki yang semula tidak pernah berpikir untuk menjadi pengusaha tempe ini mengatakan, produksi tempenya itu akhirnya semakin meluas dan disukai. Permintaan pun mengalir dari berbagai kota bahkan ke luar negeri.

"Sayangnya, ada yang disebut dengan jamur tempe. Membuat tempe tidak bisa bertahan lama. Jadi tidak bisa dikirimkan via ekspedisi selama 2 �" 3 hari," kata alumni Fakultas Teknologi Pertanian UGM ini, dalam acara diskusi virtual yang diselenggarakan Kantor Berita republik Merdeka, Rabu (13/1).

Selain itu, muncul banyak permintaan untuk membantu membuat tempe sendiri. Akhirnya Nungki pun berinovasi dengan menciptakan produk tempe instant.

"Tempe instant itu tempe yang dibuat sendiri oleh pelanggan di rumah. Caranya cukup mudah, membuat tempe sendiri di rumah dengan proses yang lebih cepat.

"Kalau membuat tempe di pabrik, dari kedelai menjadi tempe, butuh  3 hari. Kalau membuat sendiri, prosesnya 1 harinya," katanya sambil menyebutkan beberapa proses yang harus dilalui seperti 2 kali perendaman, perebusan, pengelupasan kulit, juga  pengasaman.

"Jadi buat yang mau belajar bikin tempe, sekarang jauh lebih mudah. Saya menyiapkan bahan bakunya bernama tempe instans. Rasanya tetap sama seperti tempe hasil pabrikan," katanya.

Lalu bagaimana memasarkan produk tempe itu?

Nunik mengisahkan, dulu ia menawarkan tempe produksinya ke pasar-pasar tradisional. Kemudian merambah ke pasar modern, ke usaha-usaha catering, dan juga ke rumah sakit. Tempe produksinya menjadi andalan karena terdiri dari bahan-bahan organik yang tentunya non GMO (tidak mengandung rekayasa genetik).  

"Semuanya karena adanya semangat dan kerja sama, juga selalu belajar dari teman-teman yang lebih berpengalaman," kata Nungki.  

Menyadari tempe produksinya tidak selalu laku di pasar, Nungki lagi-lagi kembali melakukan inovasi agar tempe tersebut tidak menjadi busuk dan dibuang percuma. Dia pun belajar mengolahnya sehingga menjadi penganan siap santap.

"Ya macam-macam saya buat, ada keripik tempe, frozen food tempe, dan pernah juga bikin brownies tempe. Semua agar bisa menyelamatkan tempe yang usinya tidak bisa terlalau lama."

Nungki bersyukur karena olahan tempe yang dia beri label Attempe Chips juga mendapat tempat di hati mayarakat.

"Jadi untuk yang ingin mencoba membuat tempe, kemudian pelan-pelan belajar usaha tempe, mungkin bisa mencoba dulu dengan produk tempe instan di rumah," tutupnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA