Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Tidak Tergantung Dengan Kedelai, Pengusaha Ini Sukses Dengan Bisnis Tempe Koro Dan Kacang Hijau

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 13 Januari 2021, 13:43 WIB
Tidak Tergantung Dengan Kedelai, Pengusaha Ini Sukses Dengan Bisnis Tempe Koro Dan Kacang Hijau
Tempe produksi Agus Tempe/Net
rmol news logo Makanan lezat khas Indonesia ini selalu menjadi favorit. Selama ini orang tahu bahwa tempe terbuat dari kacang kedelai yang memiliki nilai nutrisi yang baik. Namun ternyata tempe tak selalu harus terbuat darkacang kedelai.

Pengusaha pembuatan tempe, Agustinus Priyanto (66), mengatakan ia memulai usaha pengolahan tempe justru dimulai dari kacang koro.

"Kacang koro saya pilih untuk mengubah stigma masyarakat perihal tempe. Orang kan taunya tempe nikmat dari kacang kedelai, sementara kedelai kita semuanya impor," ungkap Agus dalam acara diskusi virtual yang diselenggarakan oleh Kantor Berita Republik Merdeka, Rabu (13/1).

Pecinta makanan organik ini mengatakan, kacang koro organik pun bisa menjadi tempe.

"Tempe enggak harus kedelai. Saya harus ubah image orang bahwa tempe tak harus kedelai," jelasnya.

Agus memulai usaha pembuatan tempe kacang koro organik sejak 2012. Keseriusannya di pembuatan tempe koro membuatnya menghasilkan standard operational procedure (SOP) pembuatan makanan itu.

Kandungan gizi kacang koro mirip kedelai, dengan kadar protein 27 persen sementara protein kedelai 32 persen.

Ambisinya memasyarakatkan tempe kacang koro juga dipicu oleh sulitnya mendapatkan kedelai lokal, sementara yang banyak dijumpai di Indonesia adalah edelai impor.  

"Saya ingin menghilangkan ketergantungan pada impor kedelai. Impor kedelai itu mayoritas jenisnya mengandung GMO. Di Amerika bahan ini dikembangkan jadi biofuel, tidak baik untuk kesehatan tubuh," katanya, seraya menekankan bahwa sudah waktunya masyarakat mulai beralih untuk mengkonsumsi makanan yang sehat.

"Tempe yang sehat adalah tempe yang diolah dari bahan-bahan organik. Namun, tetap harus melewati proses pengolahan yang tepat yang sesuai dengan standar kesehatan untuk bisa dikatakan sebagai produk yang sehat dan berkualitas," katanya.

Agus, yang memiliki lokasi pengolahan tempe di Bekasi ini juga membuat tempe dari kacang hijau, kedelai hitam, kacang tanah, kacang tholo, dan kacang merah.

"Tempe bisa dibuat dari biji-bijian lainnya," ujar pria yang juga memberikan pendampingan terhadap para petani di wilayah Gunung Kidul.

Dalam sebulan, Agus membutuhkan 12 kilogram kacang hijau dan 12 kilogram kacang koro. Sementara untuk kacang kedelai membutuhkan 70 kilogram dalam sebulan.

Meski penjualan tempe kacang kedelai masih lebih tinggi dari tempe kacang hijau ata kacang koro, namun, Agus mengatakan bahwa tempe selain kacang kedelai mampu meraih pasar tersendiri.

Agus juga mulai bereksperimen membuat tempe herbal, seperti tempe kunyit, tempe kencur, tempe kayu manis, dan lainnya.

Produk olahan tempe organik yang diproduksi Agus bisa dijumpai di sejumlah e-commerce dan juga Instagram Agus_Tempe. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA