Dimensy.id
Apollo Solar Panel

UMKM Kacang Mete Bunly Tes Pasar Hingga Merambah China Dan Jepang

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Rabu, 30 Desember 2020, 11:42 WIB
UMKM Kacang Mete Bunly Tes Pasar Hingga Merambah China Dan Jepang
Lily Nuryah pelaku UMKM kacag mete hingga merambah China dan Jepang/Repro
rmol news logo Seseorang harus bisa berkomitmen ketika dia memutuskan untuk terjun ke dunia bisnis. Selain kerja keras dan disiplin, pelaku usaha juga harus terlibat dalam komunitas usaha di sekitarnya.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Seperti itu pula yang dilakukan pengusaha camilan kacang mete dari Makassar, Lily Nuryah. Dia mengaku ilmu bisnisnya banyak didapat dari komunitas bisnis dan acara-acara kewirausahaan.  

Sebelum menjual kacang mete dan kacang bawang, Lily Nuryah pernah membuka usaha makanan siap saji pada sekitat tahun 2010. Namun, karena saat itu statusnya masih seorang karyawan, usahanya itu kurang mendapat perhatian.

Kemudian dia ikut bergabung dengan Gerakan Kewirausahaan Nasional (GKN) dari Kemenkop pada 2017. Dari sana timbullah ide untuk memproduksi makanan yang jauh lebih tahan lama dan bisa ekonomis saat dibawa kemana-mana.

Selain praktis, menurutnya produk camilan kacang mete dinilai memiliki nilai gizinya cukup baik untuk tubuh sekaligus mempromosikan produk bahan baku lokal khas dari Sulawesi, daerah kelahiran suaminya.

Peluang itulah yang ia tekuni dan kemudian menamakannya 'Bunly, singkatan dari Bunda Lily.

Lewat promosi dari ulut ke mulut, pertemanan, dan juga memanfaatkan media sosial, penjualan Bunly sudah sampai ke beberapa kota besar di Indonesia. Bahkan produk ini telah sampai ke sejumlah negara di antaranya China dan Jepang.

"Kebetulan ada teman di sana yang mau jadi reseller. Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan itu, saya malah membawa langsung Bunly ke  China. Saya ingin mendengar langsung pendapat mereka yang telah mencicipi produk saya ini, sebagai bahan pembalajaran saya," katanya dalam acara diskuri virtual Jendela Usaha yang diselenggarakan oleh Kantor Berita Politik RMOL, Rabu (30/12).

Begitu juga dengan Jepang. Di sana dia pun melakukan tes pasar, mencari tahu apa yang disukai orang Jepang erhadap produknya.

"Tes pasar itu saya lakukan untuk segala usia, dari anak-anak, remaja, dan orang tua. Saya datangi mereka, saya bawakan produk saya dan saya tanya tanggapannya," kata Lily.  

Dari sana dia semakin mantap bahwa rasa yang disukai dari produk kacang metenya lebih banyak rasa orisinal.

"Tes pasar sangat dbutuhkan. Karena yang banyak disukai adalah rasa orisinal maka saya tidak mencampurkan apa-apa dalam olahan kacang mete saya. Saya hanya memiliki teknik pengolahan agar rasa kacang mete saya renyah, gurih, dan tahan lebih lama,"  katanya.
 
Lily memiliki cita-cita membesarkan UMKM ini hingga menjadi startup. Dengan kemasan 200 gram yang cukup enak dipandang dan testimoni yang psotif dari para pelanggannya, dia yakin usahanya bisa berkembang baik.'

"Saya ini orangnya optimis.  Saya rasa semua pelaku usaha harus punya rasa optimis, karena itu modalnya. Dari rasa optimis itu kita bisa memiliki inovasi ke depannya apa yang akan kita lakukan lagi untuk pengembangan usaha ini," katanya.

Hingga kini, produk Bunly bisa terjual hingga ribuan pieces setiap bulannya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA