Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Di Tengah Ketidakpastian Global, Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Makin Menguat Pada 2021

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Senin, 14 Desember 2020, 18:44 WIB
Di Tengah Ketidakpastian Global, Nilai Tukar Rupiah Diprediksi Makin Menguat Pada 2021
Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring (IDM), Bin Firman Tresnadi/Net
rmol news logo Fluktuasi nilai tukar rupiah yang terjadi selama pandemi Covid-19 diperkirakan akan kembali menguat saat memasuki 2021.

Fluktuasi pergerakan nilai tukar dalam jangka pendek (harian) dipengaruhi oleh faktor teknikal (sentimen) positif maupun negatif.

Adapun sentimen positif yang mempengaruhinya tak lepas dari langkah pemerintah dalam penanganan Covid-19 melalui stimulus fiskal dan moneter.

Dari faktor eksternal, mulai kembali bergeraknya roda aktivitas ekonomi di beberapa negara seiring pelonggaran kebijakan lockdown, turut menjadi faktor sentimen positif bagi rupiah.

Sementara itu, beberapa sentimen negatif yang dapat memengaruhi pergerakan nilai tukar antara lain ketegangan hubungan antara AS dan China.

Nah, dilihat dari faktor fundamentalnya, nilai tukar rupiah diperkirakan akan menguat pada akhir 2020 ini, yang dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Di antaranya inflasi yang rendah dan terkendali, defisit transaksi berjalan yang terjaga rendah, serta tingkat imbal hasil investasi yang menarik. Di mana yield tenor 10 tahun hingga bulan Mei 2020 sebesar 8,02 persen.

"Oleh karena itu, seiring dengan membaiknya kondisi global dan berbagai upaya yang dilakukan otoritas moneter dalam menjaga fundamental nilai tukar di tengah ketidakpastian global maka diprediksikan pergerakan kurs akan lebih baik dan stabil pada tahun 2021," beber Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring (IDM), Bin Firman Tresnadi, melalui keterangannya, Senin (14/12).

"Kebijakan moneter yang akomodatif perlu berlanjut di tahun 2021 sebagai langkah awal dalam meningkatkan kembali gairah perekonomian," sambungnya.

Melalui kebijakan moneter ini, diharapkan pertumbuhan ekonomi yang baik, stabilitas harga yang terjaga, serta keseimbangan neraca pembayaran yang positif dapat tercapai pada 2021.

Sehingga tahun 2021 harus menjadi momentum dalam melaksanakan pemulihan sosial ekonomi dan meningkatkan fundamental ekonomi melalui reformasi kebijakan fiskal maupun moneter.

"Karena itu, Kebijakan Fiskal 2021 yang disusun harus memperkuat daya tahan ekonomi nasional yang mampu mengatasi berbagai risiko yang muncul sekaligus melindungi ekonomi negara dari gejolak dan ketidakpastian ekonomi global. Termasuk akibat bencana non alam seperti merebaknya virus corona," tutur Bin Firman.

Indonesia bisa cepat keluar dari krisis, lanjut Bin Firman, karena perekonomian Indonesia lebih berorientasi domestik dan minimnya eksposur terhadap rantai pasok global.  rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA