Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Berorientasi Pada Kebutuhan Domestik, Ekonomi Indonesia 2021 Bisa Tumbuh Di Atas 5 Persen

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Senin, 14 Desember 2020, 17:45 WIB
Berorientasi Pada Kebutuhan Domestik, Ekonomi Indonesia 2021 Bisa Tumbuh Di Atas 5 Persen
Ilustrasi/Net
rmol news logo Meski pandemi Covid-19 masih belum menampakkan ujungnya, optimisme bahwa ekonomi nasional bisa kembali pulih pada 2021 masih tetap besar. Salah satunya karena ekonomi Indonesia berorientasi pada kebutuhan domestik, sehingga peluang ikut dalam resesi global tidak sebesar negara-negara lain.

Dijelaskan Direktur Eksekutif Indonesia Development Monitoring (IDM), Bin Firman Tresnadi, rata-rata pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017-2019 berada di angka 5,08 persen.

Bahkan, hampir semua komponen pengeluaran PDB menunjukkan tren perlambatan sejak kuartal IV 2018. Terutama untuk ekspor barang dan jasa.

Kinerja ekspor tercatat mengalami kontraksi cukup dalam sejak memasuki kuartal I 2019 yaitu negatif 1,87 persen. Kondisi ini terus menunjukkan penurunan hingga kuartal IV 2019.

"Meskipun demikian, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih bergerak di kisaran 5 persen, karena 58 persen PDB Indonesia ditopang oleh konsumsi rumah tangga," terang Bin Firman Tresnadi, melalui keterangannya, Senin (14/12).

Karena itulah, Firman cukup yakin ekonomi Indonesia bisa mulai pulih pada 2021. Apalagi sejumlah faktor pendukung pertumbuhan ekonomi kembali positif sudah mulai muncul.

Seperti mulai tersedianya vaksin Covid-19 yang kabarnya proses vaksinasi akan dilakukan awal tahun depan.

Selain itu, tren persebaran Covid-19 di beberapa negara mulai terindikasi ke arah penurunan yang dibarengi juga dengan angka kesembuhan penderita Covid-19 yang makin tinggi, menumbuhkan optimisme pemulihan ekonomi nasional di tahun 2021. Meskipun, lanjut Firman, kapan pandemi ini berakhir masih sulit dipastikan.

"Tentunya pemulihan ini didukung dengan berbagai stimulus ekonomi melalui kebijakan fiskal maupun moneter. Pemulihan ini diharapkan juga akan terjadi di Indonesia, dan seiring dengan membaiknya perekonomian global," bebernya.

Lebih jauh, Firman mengatakan, dari struktur pertumbuhan ekonomi yang berorientasi pada permintaan domestik menjadikan Indonesia menjadi salah satu negara yang lebih rendah terkena ancaman resesi global.

Sehingga pemulihan pertumbuhan ekonomi untuk kembali ke level pra-Covid akan lebih cepat. Jika didasarkan pada tren pertumbuhan ekonomi periode 2015-2019 yang berada di kisaran 5,03 persen, maka pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan dapat kembali pada kisaran 5 sampai 6,1 persen pada 2021.

Apalagi jika program vaksinisasi Covid-19 segera dilakukan Pemerintah. Sehingga kepercayaan para investor baik luar maupun dalam negeri bisa meningkat.

Para investor juga akan makin percaya untuk berinvestasi setelah Pemerintah Indonesia mengeluarkan UU Ciptaker dan melihat tren inflasi sepnjang 2018-2019 yang berada di kisaran angka yang rendah yaitu 2,9 persen.

Memasuki kuartal I 2020, inflasi masih tetap bertahan di kisaran yang rendah. Diperkirakan tren ini akan terus berlanjut hingga 2021.

Bahkan, inflasi pada 2021 diprediski dapat kembali terjaga di kisaran rendah dan stabil.

Meskipun demikian, inflasi yang terus rendah ini perlu diwaspadai adanya penurunan pemintaan barang dan jasa domestik dari masyarakat. Sehingga harus ada kebijakan untuk merespons perkembangan makin rendahnya inflasi.

"Tentu saja hal ini sudah diantisipasi dengan adanya kelanjutan program Bansos, BLT, Program Kartu Prakerja, dan bantuan pembiayaan UMKM oleh Pemerintah hingga 2021," demikian Bin Firman Tresnadi. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA