Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Potensi Besar Indonesia Dalam Pertumbuhan Ekonomi Islam Dunia

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Rabu, 18 November 2020, 08:43 WIB
Potensi Besar Indonesia Dalam Pertumbuhan Ekonomi Islam Dunia
Launching The State of Global Islamic Economy Report (SGIER) 2020/2021 secara hybrid di Rafles Hotel, Jakarta, Selasa (17/11)/Istimewa
rmol news logo Pandemi Covid-19 selama 2020 telah menekan pertumbuhan ekonomi di banyak negara dunia, termasuk dalam sektor industri halal. Pandemi ini diperkirakan menyebabkan penurunan pengeluaran (belanja) warga muslim global sekitar 8 persen.

Meski begitu, Indonesia justru dinilai memiliki potensi pertumbuhan ekonomi syariah yang berkelanjutan. Indonesia punya potensi untuk berperan besar dalam pertumbuhan ekonomi Islami dunia.

“Laporan saya menyajikan kebangkitan Indonesia yang terus berlanjutan memiliki ekosistem yang kuat untuk memungkinkan partisipasi besar dalam peluang pasar global multitriliun ini. Ini juga salah satu yang paling menarik pasar untuk investor internasional saat ini,” ungkap CEO Dinard Standard, Rafiuddin Shikoh, dalam sambutannya di webinar hybrid launching The State of Global Islamic Economy Report (SGIER) yang digelar di Rafles Hotel, Jakarta, Selasa (17/11).

Sementara, dalam sambutannya Wakil Presiden RI, KH Maruf Amin, yang me-launching SGIER secara virtual menyebutkan, The State of Global Islamic Economy Report yang sudah masuk edisi ke 8 ini merupakan acuan penting, karena fokus memberikan analisis terkini perkembangan Islam global.

“Report ini mengetahui eksistensi negara Islam saat ini. Peran ekonomi Islam di Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang pesat karena produk Islam produk makanan halal, pariwisata, kosmetik, dan media rekreasi yang juga meningkat,” kata Wapres saat pembukaan.

Semua sektor tersebut, menurut Wapres menjadi bahan penilaian Islamic Indicator. Dan Indonesia, menurutnya, masuk 10 besar dari indikator-indikator tersebut.

Wapres Maruf Amin juga menyatakan bahwa Indonesia bisa menjadi produsen halal terbesar di dunia pada 2024.

Ketua IHLC, Sapta Nirwandar, juga menyampaikan, dari laporan The SGIER 2020/2021, ada penurunan belanja warga muslim yang terjadi di semua sektor industri halal akibat dampak pandemi Covid-19.

Namun, seluruh sektor industri tersebut akan kembali bangkit kembali ke tingkat pengeluaran pra-prandemi, di akhir 2021. Pengeluaran warga muslim diperkirakan akan mencapai 2,3 triliun dolar AS pada 2024 pada Tingkat Pertumbuhan Kumulatif tahunan (CAGR) 3,1 persen.

Sapta menjelaskan, di tengah pandemi tentu ada sektor yang mendapatkan tantangan lebih berat, seperti sektor pariwisata. Tapi ada juga yang terdampak relatif ringan seperti sektor makanan dan minuman, yang bahkan cenderung stabil. Sementara sektor teknologi dan farmasi mengalami pertumbuhan pesat.

“Indonesia mempunyai peluang besar untuk mengakselerasi produk dan jasa halal. Tidak saja untuk kebutuhan dalam negeri, tetapi juga mempunyai peluang untuk go-ekspor,” kata Sapta, yang juga mantan Wakil Menteri Pariwisata ini.

“IHLC menjadi partner untuk peluncuran dan menerjemahkan ringkasan eksekutif ke dalam bahasa Indonesia,” ujar Sapta.

Dijelaskan Sapta, dalam perkembangan industri halal, Indonesia mengalami peningkatan signifikan dibandingkan negara lainnya. Bahkan masa pandemi Covid-19 menjadi momentum kebangkitan ekonomi halal.

Seperti dipaparkan dalam SGIER 2020/2021, pada 2019 tingkat pertumbuhan belanja muslim mencapai 3,2 persen (year on year) dengan nilai sekitar 2,02 miliar dolar AS. Sementara aset keuangan syariah dunia juga mengalami pertumbuhan tinggi, asetnya kini mencapai 2,88 triliun dolar AS.

Pandemi Covid-19 telah mencatat banyak perkembangan penting dalam ekonomi Islami, yang antara lain terjadinya percepatan transformasi digital, disrupsi rantai pasok global, dan naiknya fokus pemerintah pada investasi yang berkaitan dengan keamanan pangan.

Ekonomi islami global terus bertumpu pada delapan pendorong kunci, termasuk jumlah penduduk muslim yang besar dan bertumbuh, naiknya ketaatan pada nilai-nilai etis islami yang mempengaruhi konsumsi, dan sejumlah strategi nasional yang ditujukan pada pengembangan produk dan layanan jasa halal.

Beberapa strategi ekonomi Islami nasional Indonesia yang paling menonjol aalah Undang-undang Jaminan Produk Halal (UU JPH). Di samping itu, industri halal terus mengembangkan dirinya melalui pembangunan ekosistem yang komprehensif menuju Indonesia menjadi produsen produk halal dunia.

“Ini sejalan dengan tekad dan kebijakan pemerintah Indonesia menetapkan pada tahun 2024 akan menjadi pusat produsen produk halal dunia,” ucap Sapta.

Setiap tahun Dinard Standard rutin mengeluarkan The State of Global Islamic Economy Report (SGIER) yang merupakan laporan perkembangan ekonomi Islam global.

Peluncuran SGIER tahun ini dilaksanakan di beberapa kota di berbagai negara, termasuk di Indonesia yang diselenggarakan oleh Indonesia Halal Lifestyle Center (IHLC) di Jakarta secara hybrid, online, dan pertemuan terbatas dengan mengikuti protokol kesehatan Covid-19, Selasa kemarin (17/11).

Selain Indonesia, SGIER diluncurkan di pusat Dinar Standard, Dubai (16 November 2020). Kemudian Kuala Lumpur (18 November 2020), Maroko (19 November 2020), London (20 November 2020), dan Madrid (23 November 2020). rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA