Salah satu tantangan itu adalah data. Menurut ekonom senior dari Indef, Aviliani, tidak adanya identitas tunggal memperumit bank yang berusaha menjadi neo bank.
Pasalnya sebagai neo bank, bank harus melakukan semua aktivitas perbankan secara digital, termasuk pembukaan rekening sekalipun.
Dalam hal ini, ada berbagai persoalan mengenai data yang masih harus dibenahi oleh negara, khususnya Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil).
"Nah problemnya di Indonesia, data KTP untuk membuka bank saja, Dukcapil sering kali belum jelas," ucap Aviliani dalam webinar Infobank bertajuk "Traditional Bank Vs Neo Bank" yang digelar pada Selasa (17/11).
"Kita bisa lihat saja sekarang, pemerintah dengan dana PEN-nya saja susah mencari data orang miskin baru. Itu datanya belum ada," imbuh dia.
Alhasil, sebagai alternatif, Aviliani mengatakan, banyak bank justru menggunakan data media sosial. Walau begitu, ia juga menekankan pentingnya data setiap individu yang dimiliki negara.
"Kalau berbasis media sosial itu kan sifatnya pada perilaku atau
bahaviour, tapi data yang sifatnya dimiliki negara dari setiap individunya ini saya merasa belum final," tutupnya.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: