Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Indeks Inklusi Keuangan RI Tertinggal Singapura Hingga Thailand, Jokowi: Kita Masih Punya PR Besar Pengembangan Teknologi Finansial

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Rabu, 11 November 2020, 18:31 WIB
Indeks Inklusi Keuangan RI Tertinggal Singapura Hingga Thailand, Jokowi: Kita Masih Punya PR Besar Pengembangan Teknologi Finansial
Presiden Joko Widodo/Net
rmol news logo Indeks Inklusi dan literasi keuangan Republik Indonesia (RI) masih menjadi Pekerjaan Rumah, menurut Presiden Joko Widodo.

Saat membuka acara 'Pekan Fintech Nasional', Kepala Negara memaparkan ineks inklusi keuangan Tanah Air yang masih lebih rendah ketimbang negara lain di Asia Tenggara.

"Indeks inklusi keuangan kita masih tertinggal dibandingkan beberapa negara Asia. Ditahun 2019, indeks inklusi keuangan kita 76 persen, lebih rendah dibandang beberapa negara asean lainnya," ujar Jokowi dalam siaran kanal Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (11/11).

"Misalnya Singapura 98 persen, Malaysia 85 persen, Thailand 82 persen. Sekali lagi kita masih berada diangka 76 persen," sambungnya.

Selain itu, Jokowi juga menyinggung soal literasi keuangan digital masyarakat Indonesia yang juga masih rendah. Di mana, capaiannya pada tahun 2019 sebesar 35,5 persen. Pun masyarakat yang pernah menggunakan layanan digital baru sebesar 31,26 persen.

"Masih banyak masyarakat yang menggunakan layanan informal," ungkapnya.

Karena itu, mantan Wali Kota Solo ini berharap kepada inovator di industri perusahaan finansial berbasis teknologi (financial technology/fintech) tidak hanya berperan sebagai penyalur pinjaman, dan industri pembayaran daring saja.

Lebih dari itu, Jokowi meminta para inovator industri fintech unuk dapat berperan sebagai penggerak utama inklusi dan literasi keuangan digital bagi masyarakat.

Bahkan menurutnya, fintech juga dapat menjadi pendamping perencanaan keuangan dan berperan dalam perluasan penetrasi UMKM ke pasar niaga daring (e-commerce).

"Para inovator fintech juga harus mengembangkan diri secara terus menerus untuk menjalankan fungsi agregator dan inovatif credit scoring. Memberikan layanan Equity Crowdfunding (layanan urun dana) dan Project Financing (skema pembiayaan jumlah besar)," demikian Joko Widodo.

Dalam catatannya, Jokowi menyebutkan kontribusi fintech pada penyaluran pinjaman nasional untuk tahun 2020 sudah mencapai angka Rp 128,7 triliun, meningkat 113 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu.

Hingga September 2020, ada 89 penyelenggara fintech yang berkontribusi hingga Rp 9,87 triliun pada transaksi layanan jasa keuangan di Indonesia. Kemudian sebesar Rp 15,5 triliun disalurkan oleh fintech Equity Crowdfunding. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA