Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Investasi Industri Asuransi Masih Minim, OJK: Perlu Pemahaman Utuh

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Kamis, 05 November 2020, 09:59 WIB
Investasi Industri Asuransi Masih Minim, OJK: Perlu Pemahaman Utuh
Deputi Komisioner Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2 Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Moch Ihsanuddin/RMOL
rmol news logo Industri asuransi menjadi salah satu sektor yang memiliki peluang investasi tinggi. Sayangnya banyak dari mereka justru enggan melakukan investasi.

Hal tersebut terlihat dari data yang disampaikan oleh Deputi Komisioner Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2 Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Moch Ihsanuddin dalam webinar bertajuk "Instrumen Investasi yanng Aman dan Menguntungkan Bagi Dana Pensiun" pada Kamis (5/11).

Ihsanuddin menuturkan, data hingga akhir September 2020 menunjukkan, aset yang dimiliki oleh perusahaan asuransi cukup tinggi, namun hanya sebagian kecil yang diinvestasikan.

"Sampai dengan akhir September itu kalau yang namanya perusahaan asuransi itu kan asetnya 1.000 triliun lebih. Kalau kita bagikan, asuransi wajib itu 128 triliun, investasi 123 triliun, asuransi komersial itu bahkan sampai 702 triliun, investasinya 539 triliun," terangnya.

Menurut Ihsanuddin, banyak dari aset yang dimiliki perusahaan asuransi tidak diinvestasikan di instrumen EBA (Efek Beragun Aset) yang berjangka panjang, padahal beberapa perusahaan memiliki peluang.

Misalnya, ia katakan BPJS Ketenagakerjaan yang serupa dengan dana pensiun, dan memiliki aset investasi sampai Rp 441 triliun.

Dalam industri asuransi jiwa yang memiliki aset ratusan triliun, hanya melakukan investasi di EBA sebesar Rp 404 miliar, sementara untuk asuransi umum Rp 38 miliar. Sejauh ini, hanya ada delapanperusahaan asuransi jiwa yang berinvestasi di EBA.

"Kalau asuransi umum kan memang tenornya tidak terlalu panjang. (Tapi) kalau asuransi jiwa kan jangka waktunya jelas bisa dihitung," kata Ihsanuddin.

Dana pensiun sendiri walaupun memiliki investasi yang cukup lebih tinggi, yaitu Rp 553,5 miliar, namun tidak sebanding dengan asetnya yang hingga ratusan atau ribuan triliun.

"Hal-hal ini perlu didalami, dianalisis, dilakukan pendekatan-pendekatan pemahaman kepada mereka. Ini menjadi PR untuk memberikan pemahaman yang utuh terkait dengan risiko-risikonya seperti apa," pungkas dia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA