Angka yang diumumkan hari ini Senin (19/10) untuk tiga bulan yang berakhir pada September sejalan dengan ekspektasi. Partai Komunis yang berkuasa menyatakan wabah telah berada di bawah kendali pada Maret dan mulai membuka kembali pabrik, toko, dan kantor.
Output pabrik kembali naik, didorong oleh permintaan asing untuk masker buatan China dan perlengkapan medis lainnya. Penjualan ritel, yang tertinggal di belakang rebound manufaktur, akhirnya kembali ke level sebelum virus.
"Ekonomi melanjutkan pemulihan yang stabil," kata Biro Statistik Nasional dalam sebuah laporan, seperti dikutip dari
AP, Senin (19/10).
Namun, mereka juga memperingatkan bahwa lingkungan internasional masih rumit dan parah. Dikatakan China masih menghadapi 'tekanan besar' untuk mencegah kebangkitan virus.
China, tempat pandemi dimulai pada Desember, menjadi ekonomi besar pertama yang kembali tumbuh dengan ekspansi 3,2 persen pada kuartal yang berakhir pada Juni. Output berkontraksi 6,8 persen pada kuartal pertama setelah Beijing menutup ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
Pihak berwenang telah mencabut pembatasan perjalanan dan bisnis tetapi pengunjung pemerintah dan gedung-gedung publik lainnya masih diperiksa untuk mengetahui gejala virus itu. Wisatawan yang datang dari luar negeri juga masih harus dikarantina selama dua minggu.
Pekan lalu, lebih dari 10 juta orang dites virus di pelabuhan timur Qingdao pasca munculnya 12 kasus yang ditemukan di sana. Itu memecahkan hampir dua bulan tanpa transmisi virus yang dilaporkan di China.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: