Administrasi Umum Kepabeanan (GAC) mengatakan bahwa ekspor tersebut melonjak 10,2 persen tahun ke tahun sementara impor naik 4,3 persen dalam nilai yuan.
"Nilai ekspor dan impor triwulanan mencapai rekor tertinggi di Q3," menurut juru bicara GAC Li Kuiwen, seperti dikutip dari
Xinhua, Selasa (13/10).
Dalam tiga kuartal pertama, perdagangan luar negeri China mencapai 23,12 triliun yuan atau setara dengan 3,44 triliun dolar AS, naik 0,7 persen tahun ke tahun, membalikkan penurunan yang dilaporkan dalam dua kuartal pertama ketika perdagangan luar negeri negara itu terbebani oleh pandemi Covid-19.
Data GAC menunjukkan bahwa Asosiasi Bangsa-Bangsa Asia Tenggara tetap menjadi mitra dagang terbesar China selama periode tersebut, diikuti oleh Uni Eropa dan Amerika Serikat, sementara perdagangan dengan negara-negara di sepanjang Belt and Road naik 1,5 persen.
Data tersebut juga menunjukkan bahwa perusahaan swasta memainkan peran penting dalam mendorong pertumbuhan perdagangan, dengan perdagangan luar negeri mereka berkembang sebesar 10,2 persen dalam tiga kuartal pertama.
"China telah mengalami rebound penting dalam ekspor selama periode tersebut, dipimpin oleh penjualan yang kuat dari pasokan dan gadget pengendali pandemi seperti laptop dan komputer tablet," kata Li.
Ketika negara itu berusaha untuk melanjutkan produksi di tengah penahanan pandemi, negara tersebut telah berhasil memulihkan pesanan ekspor sambil merangsang permintaan domestik, yang menyebabkan rebound dalam impor, lanjut Li.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: