Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ingin Memasok Produk Ke Huawei, Sony Dan Kioxia Jepang Minta Izin Ke AS

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Minggu, 04 Oktober 2020, 13:46 WIB
Ingin Memasok Produk Ke Huawei, Sony Dan Kioxia Jepang Minta Izin Ke AS
Huawei Technologies Co Ltd/Net
rmol news logo Sanksi perdagangan yang diberlakukan oleh Amerika Serikat (AS) pada perusahaan teknologi raksasa China, Huawei Technologies Co Ltd telah mempersulit banyak perusahaan lainnya.

Di dalam sanksi AS, semua perusahaan yang melakukan bisnis dengan Huawei akan diganjar "hukuman" dari Washington.

Alhasil, perusahaan teknologi asal Jepang, Sony Corp dan Kioxia Holding Corp harus mengajukan permohonan izin kepada AS untuk memasok produknya ke Huawei.

Dilaporkan oleh Nikkei pada Minggu (4/10), jika dikonfirmasi, banyak perusahaan diperkirakan akan mengajukan permohonan izin, termasuk Intel Corp yang baru-baru ini menerima lisensi dari AS.

Huawei merupakan salah satu pelanggan teratas Sony untuk sensor gambar smartphone. Sementara Kioxia adalah pembuat chip memori flash nomor dua di dunia yang juga memasok Huawei.

Jika kedua perusahaan Jepang tersebut tidak mendapatkan izin untuk memasok Huawei, maka risiko keuangan yang buruk akan dihadapi.

Baru-baru ini, Kioxia telah memperingatkan bahwa sanksi AS terhadap Huawei dapat memicu kelebihan pasokan chip memori yang dapat menurunkan harga di pasaran.

China sendiri saat ini mengalami kesulitan dengan sanksi AS, namun berkomitmen untuk mulai membangun industri semikonduktor secara mandiri.

Sejauh ini, baik Sony maupun Kioxia belum memberikan pernyataan lebih lanjut.

Hubungan antara AS dan China dalam beberapa tahun terakhir mengalami penurunan hingga sampai ke titik paling buruk.

Washington telah mendorong semua negara untuk menekan Huawei yang dianggap telah terlibat dalam spionase dengan mengirimkan data pengguna kepada pemerintahan Partai Komunis China (PKC).

AS juga menuding China telah melanggar hak kekayaan intelektual yang pada akhirnya memicu perang dagang kedua negara dan mempengaruhi perekonomian dunia. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA