Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Pertumbuhan Ekonomi Asia Buruk, Bank Dunia: Negara-negara Harus Investasi Dalam Perlindungan Sosial Dan Pengujian Covid-19

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Selasa, 29 September 2020, 13:54 WIB
Pertumbuhan Ekonomi Asia Buruk, Bank Dunia: Negara-negara Harus Investasi Dalam Perlindungan Sosial Dan Pengujian Covid-19
Pertumbuhan ekonomi di Asia Timur dan Pasifik serta China diproyeksikan hanya 0,9 persen/Net
rmol news logo Pertumbuhan ekonomi untuk wilayah Asia Timur dan Pasifik serta China akan berada pada angka paling lambat dalam 50 tahun teakhir.

Laporan Bank Dunia pada Senin (28/9) menunjukkan, pertumbuhan ekonomi di kawasan itu hanya akan tumbuh sebesar 0,9 persen, terendah sejak 1967.

Angka tersebut dibantu dengan pertumbuhan ekonomi China yang diperkirakan masih positif, yaitu 2 persen untuk tahun ini. Saat ini ekonomi China didorong dengan pengeluaran pemerintah, ekspor yang kuat, dan tingkat infeksi virus crona yang rendah, meski konsumsi domestik melambat.

Sementara itu, kawasan Asia Timur dan Pasifik sendiri diproyeksikan akan mengalami kontraksi hingga 3,5 persen.

"Pandemi dan upaya untuk menahan penyebarannya menyebabkan pembatasan signifikan kegiatan ekonomi," ujar Bank Dunia dalam laporan itu, seperti yang dikutip Reuters.

“Kesulitan domestik ini diperparah oleh resesi global yang dipicu pandemi, yang melanda ekonomi EAP (Asia Timur dan Pasifik) yang sangat bergantung pada perdagangan dan pariwisata,” sambungnya.

Bank Dunia menyebut, negara-negara di kawasan tersebut harus melakukan reformasi fiskal untuk memobilisasi pendapatan sebagai tanggapan terhadap dampak ekonomi dan keuangan dari pandemi. Salah satunya dengan program perlindungan sosial dari pemerintah yang dapat membantu mendukung integrasi pekerja kembali ke dalam ekonomi. 

“Negara-negara dengan program perlindungan sosial yang berfungsi dengan baik, dan infrastruktur implementasi yang baik pra-Covid, dapat meningkat lebih cepat selama pandemi,” terang Bank Dunia.

Di sisi lainnya, guncangan ekonomi dari pandemi juga memicu lonjakan angka kemiskinan. Di mana Bank Dunia mendefinisikan kemiskinan dengan pendapatan di bawah 5,50 dolar AS per hari.

Bank Dunia menyebut, angka kemiskinan dapat meluas antara 33 hingga 38 juta orang dalam 20 tahun.

Namun, 33 juta orang akan lolos dari kemiskinan jika pandemi berakhir hingga tahun ini.
.
“Kawasan ini dihadapkan pada serangkaian tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya,” kata Wakil Presiden Bank Dunia untuk Asia Timur dan Pasifik, Victoria Kwakwa.

“Namun ada opsi kebijakan cerdas yang tersedia yang dapat mengurangi pengorbanan ini, seperti berinvestasi dalam pengujian dan penelusuran kapasitas dan memperluas perlindungan sosial secara berkelanjutan untuk mencakup masyarakat miskin dan sektor informal," tandasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA