Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ekonomi Terjun Bebas Hingga 17,1 Persen Untuk Kuartal II, Malaysia Masih Optimis

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/sarah-meiliana-gunawan-1'>SARAH MEILIANA GUNAWAN</a>
LAPORAN: SARAH MEILIANA GUNAWAN
  • Jumat, 14 Agustus 2020, 15:42 WIB
Ekonomi Terjun Bebas Hingga 17,1 Persen Untuk Kuartal II, Malaysia Masih Optimis
Ekonomi Malaysia kontraksi hingga 17,1 persen untuk kuartal kedua 2020/Net
rmol news logo Produk domestik bruto (PDB) Malaysia terjun bebas untuk kuartal kedua tahun ini. Departemen Statistik menyebut, ekonomi Malaysia berkontraksi 17,1 persen, penurunan terburuk sejak krisis keuangan Asia 1998.

Jika dibandingkan dengan negara-negara di Asia Tenggara lainnya, ekonomi Malaysia terpukul lebih keras karena pemberlakuan perintah kontrol gerakan atau Movement Control Order (MCO) yang dikenalkan oleh Perdana Menteri Muhyiddin Yassin pada 18 Maret.

Bebicara dalam konferensi pers pada Jumat (14/8), Gubernur Bank Sentral Nor Shamsiah Yunus mengatakan sektor yang paling parah terdampak pandemik Covid-19 adalah pariwisata, manufaktur, dan investasi.

"Pandemik Covid-19 berdampak buruk pada perekonomian dan ini dapat dipengaruhi oleh tiga faktor utama. Di Malaysia, jika Anda ingat, MCO nasional diberlakukan dan penelitian menunjukkan Malaysia adalah yang paling ketat menerapkan langkah-langkah pengendalian setidaknya hingga pekan pertama pada Juni," jelasnya.

"Sebagai perbandingan, Korea Selatan, misalnya, melonggarkan pembatasannya pada pertengahan April," sambungnya seperti dikutip CNA.  

Faktor kedua yang mempengaruhi ekonomi Malaysia adalah orang-orang yang mematuhi pembatasan pergerakan. Di mana mereka dianjurkan untuk tetap tinggal di rumah.

Selain itu, terjadi penurunan kunjungan wisatawan secara tajam.

Kendati begitu, Nor mengaku optimis jika ekonomi Malaysia akan bangkit kembali mengingat sejak 4 Mei sudah terjadi pelonggaran MCO yang membuat beberapa bisnis dibuka.

"Sejak kasus (Covid-19) menurun, aktivitas ekonomi mulai meluas pada Mei dan semakin membaik pada Juni," terangnya.

"Saya sangat optimis bahwa yang terburuk telah berlalu," tekan Nor.

Secara keseluruhan, Nor mengatakan, Bank Sentral memprediksi Malaysia akan mengalami kontraksi 3,5 hingga 5,5 persen untuk tahun 2020. Namun, pertumbuhan akan pulih menjadi 5,5 hingga 8,8 persen pada 2021/

Awal bulan ini, Menteri Keuangan Tengku Zafrul Aziz mengatakan, pihaknya memperkirakan angka PDB akan terpengaruh oleh penerapan MCO.

“Karena itu, kami tidak sendiri karena Covid-19 adalah pandemi global; lebih dari 150 negara di dunia akan menghadapi kontraksi ekonomi pada 2020,” katanya.

Sedangkan untuk kuartal ketiga, Tengku Zafrul mengatakan hasilnya akan tergantung pada bagaimana negara menangani pandemi.

Malaysia sendiri melaporkan kasus pertama Covid-19 pada 24 Januari, ketika tiga warga negara China dinyatakan positif terinfeksi virus.

Pada awalnya, Malaysia berhasil mengontrol penyebaran virus. Tetapi muncul kluster Covid-19 yang melibatkan pertemuan keagamaan massal. Wabah ini muncul antara 27 Februari hingga 1 Maret, di mana kasus harian meningkat dengan cepat.

Hingga saat ini, data dari Worldometer menunjukkan, Malaysia memiliki 9.129 kasus Covid-19 dengan 125 kematian. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA