Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Ekonomi Anjlok Parah, Indef: Pemerintah Perlu Ubah Strategi Yang Lebih Nendang!

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ahmad-satryo-1'>AHMAD SATRYO</a>
LAPORAN: AHMAD SATRYO
  • Jumat, 07 Agustus 2020, 12:59 WIB
Ekonomi Anjlok Parah, Indef: Pemerintah Perlu Ubah Strategi Yang Lebih Nendang<i>!</i>
Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad (kanan)/Rep
rmol news logo Perolehan ekonomi domestik yang merosot di triwulan II hingga ke angka 5,32 persen menuntut pemerintah untuk mengubah strategi penanganan pandemik virus corona baru (Covid-19) hingga soal pemulihan ekonomi nasional (PEN).

Begitulah yang diungkapkan Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad yang memberikan saran kepada pemerintah untuk perbaikan kondisi perekonomian RI.

"Saya kira pertama kita tetap harus punya skenario baru untuk penanganan pandemi. Ini situasi resesi, jadi harus tegas soal bagaimana menangani pandemik ini dengan bukan model yang sekarang, di 6 bulan yang kita tempuh," kata Tauhid saat dihubungi Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (7/8).

Pasalnya, dari capaian ekonomi di kuartal II tahun ini, Tauhid melihat bahwa kondisi perekonomian Indonesia sesungguhnya telah mengalami resesi tekhnikal.

Di mana, yang dimaksud resesi tekhnikal ini adalah menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi yang sudah terseok-seok sejak kuartal IV 2019 lalu hingga kuartal II 2020 sekarang ini.

"Kalau kita lihat kuartal ke kuartal ini kita sesungguhnya sudah memasuki situasi resesi. Coba lihat di data BPS tersebut ya. Kan kita negatif itu mulai kuartal IV 2019. Kuartal I kemudian kuartal II," terangnya.

Selain itu, Tauhid juga menyebutkan tanda-tanda lainnya yang menggambarkan kondisi perekonomian tanah air yang telah masuk ke ranah resesi.

"Katakanlah meningkatnya angka pengangguran, PHK massal mulai terjadi, indeks kepercayaan bisnis turun, kemudian industri menurun drastis, dan penjualan juga turun. Jadi secara premis itu menunjukan itu (resesi)," sambungnya.

Oleh karena itu, Tauhid meminta pemerintahan Presiden Joko Widodo membuat strategi baru untuk penanganan pandemik yang menjadi sumber persoalan ekonomi global dan nasional melempem. Ditambah lagi dengan desain PEN ysng digadang-gadang mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi kembali positif.

"Pandemiknya harus diselesaikan dulu dan punya strategi yang berbeda dari sebelumnya, agar ada keyakinan dari masyarakat untuk belanja, agar ada keyakinan masyarakat untuk konsumsi. Kalau konsumsi tumbuh, nanti sektor perbankan sektor riil yang lain itu nanti akan tumbuh," katanya.

"Kedua selain pandemik adalah merubah skenario bansos yang ada, yang jumlahnya harus nendang, signifikan, bisa katakanlah 1,5 juta per kepala keluarga, terutama keluarga miskin. Jadi nendang," demikian Tauhid Ahmad menambahkan. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA