Dimensy.id
Apollo Solar Panel

PERTUMBUHAN EKONOMI TRIWULAN II 2020

Blak-blakan Menko Perekonomian: Pertumbuhan Memang Menurun, Tapi Aktivitas Ekonomi Mulai Bergerak

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Rabu, 05 Agustus 2020, 16:15 WIB
Blak-blakan Menko Perekonomian: Pertumbuhan Memang Menurun, Tapi Aktivitas Ekonomi Mulai Bergerak
Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto/RMOL
rmol news logo Pandemik Covid-19 telah menciptakan krisis kesehatan dan memberikan efek domino terhadap aspek sosial, ekonomi, serta keuangan seiring dengan pembatasan aktivitas masyarakat dalam rangka membatasi penyebaran wabah. Pada tahun 2020, ekonomi global diproyeksikan kontraksi dan sebagian besar negara di dunia menghadapi ancaman resesi.

Di Indonesia, Covid-19 juga berdampak terhadap penurunan pertumbuhan ekonomi, dari 4,97 persen pada triwulan IV-2019 menjadi 2,97 persen pada  triwulan I-2020.

Tekanan perlambatan ekonomi dan efek Covid-19 terus berlanjut sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan II-2020 terkontraksi -5,32 persen. Sehingga secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia Semester  I-2020 dibandingkan dengan Semester I-2019 terkontraksi -1,26 persen.

Demikian disampaikan Menko Perekonomian RI, Airlangga Hartarto menanggapi pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II-2020 terkontraksi -5,32 persen, Rabu (5/8).

Jelas Airlangga, keterbatasan aktivitas ekonomi akibat pembatasan sosial dan fisik, sangat berdampak terhadap faktor pembentuk pertumbuhan ekonomi Indonesia. Konsumsi rumah tangga sebagai kontributor terbesar pertumbuhan terkontraksi -5,51 persen.

"Kontraksi konsumsi rumah tangga ini menjadi penekan di tengah kinerja investasi dan perdagangan internasional yang juga terbatas," ujar Ketua Umum DPP Partai Golkar itu.

Dari sisi sektoral, lanjut Airlangga, dua sektor utama yang memiliki kontribusi terbesar serta berhubungan dengan aktivitas ekonomi masyarakat adalah sektor perdagangan dan manufaktur. Kedua sektor ini masing-masing terkontraksi -7,57 persen dan -6,19 persen.

"Mengingat kedua sektor ini merupakan sektor dengan serapan tenaga kerja tertinggi, maka dampaknya terhadap penghasilan dan konsumsi masyarakat semakin besar," terang dia.

Namun demikian, perlu disoroti juga bahwa sektor pertanian masih mampu tumbuh positif sebesar 2,19 persen begitu pula sektor informasi dan komunikasi yang tumbuh tinggi sebesar 10,88 persen.

Terlepas dari perlambatan ekonomi, masih menurut Airlangga, kinerja sektoral di bulan Juni menuju ke arah membaik pada sektor-sektor utama. Pelonggaran PSBB di sejumlah wilayah mulai meningkatkan mobilitas masyarakat sehingga aktivitas ekonomi mulai bergerak.

Sejumlah indikator di Juni 2020 memperlihatkan sinyal positif seperti: Peningkatan PMI manufaktur, Indeks Keyakinan Konsumen, penjualan mobil, penjualan Ritel, dan Survei Kegiatan Dunia Usaha.

Kinerja keuangan beberapa emiten selama semester I 2020 juga menunjukkan peningkatan dibandingkan semester I 2019.

Dari sektor perdagangan internasional, beberapa komoditas ekspor menunjukkan perbaikan seiring dengan peningkatan ekonomi China. Hal ini membuat  ekspor Indonesia di bulan Juni 2020 meningkat mencapai 12,01 miliar dolar AS.

"Terakhir, inflasi inti yang mencerminkan aggregate demand mulai mengalami peningkatan pada Juli 2020," demikian Airlangga Hartarto. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA