Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja mengurai, berbeda dengan fintech yang penggunanya adalah kaum milenial yang haus akan teknologi, nasabah perbankan memiliki cakupan yang lebih luas.
"Nasabah kita dari usia 20 (tahun) hingga 80 (tahun), 85 (tahun), 90 (tahun), ada di bank. Dan tidak semua dari mereka senang dengan teknologi," ujarnya dalam webinar “Banking Challanging The Effectiveness of Crisis Response and Digitalization†yang diselenggarakan oleh Infobank pada Kamis (23/7).
Menurut Jahja, banyak dari nasabah bank yang sudah terlalu nyaman dengan proses perbankan biasa dan mereka tetap harus dilayani.
Jahja menjelaskan, digitalisasi bank berawal dari SMS Banking, kemudian Internet Banking, hingga Mobile Banking. Namun perjalanan digitalisasi tersebut tidak lantas membuat sebuah bank harus menghentikan salah satu di antara metode tersebut.
Pasalnya, hingga saat ini saja, ternyata masih ada 200 ribu nasabah yang masih menggunakan SMS Banking.
"Ini kan aneh. Padahal mereka ada yang sudah menggunakan Mobile Banking," ujarnya.
"Ini semua adalah evolusi. Tidak bisa dihapus. Jadi kita harus melayani memperkuat model lama dan model baru. Ada tiga, empat sistem yang dikembangkan bersama," sambungnya.
Selain Jahja, dalam dikusi tersebut juga dihadiri oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Heru Kristiyana; Presiden Direktur Commonwealth, Lauren Sulistiawati; Presiden Direktur PermataBank, Ridha Wirakusumah; Presiden Direktur Bank Syariah Mandiri, Toni EB Subari; dan Presiden Direktur Bank Sumsel Babel, Achmad Syamsudin.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: