Kenaikan kelas itu pun dibanggakan oleh Presiden Joko Widodo.
Ekonom senior Institute For Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri mengatakan, kenaikan kelas Indonesia berdasarkan pendapatan nasional seharusnya terjadi sejak 2018. Namun, karena pertumbuhan ekonomi pada saat itu melambat, maka baru terjadi pada 2019.
"Sebetulnya tidak ada hubungan antara naik kelas dengan pandemik, karena naik kelasnya tahun 2019, harusnya kita 2018 sudah naik kelas, namun pertumbuhan ekonomi melambat dan nilai tukar 2018 itu jeblok, ini kan semua dalam US dollar," ucap Faisal Basri saat diskusi yang bertajuk "
Kebijakan Publik Naik Kelas Atau Resesi: Menguji Efektivitas Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)" bersama pada ekonom senio INDEF yang diselenggarakan Indef dan Narasi Institute, Jumat malam (10/7).
Namun demikian kata Faisal, hal tersebut patut disyukuri karena Indonesia menjadi satu-satunya negara yang naik kelas dari
lower-middle income ke upper-middle income.
"Patut disyukuri, kita satu-satunya negara yang naik kelas dari lower-middle income ke upper-middle income, satu-satunya," kata Faisal.
Karena kata Faisal, ada beberapa negara yang justru turun kelas, dari
upper-middle income ke
lower-middle income, seperti Sri Lanka dan Aljazair.
Meskipun begitu, Faisal memprediksi bahwa Indonesia naik kelas hanya bertahan satu tahun. Di 2020 ini dinilai akan kembali turun kelas.
"Itu sekedar angka saja. Kemungkinan besar kita naik kelasnya cuma 1 tahun, tahun 2020 ini turun lagi. Tidak apa-apa, tapi mudah-mudahan 2021 kita kembali lagi naik kelas," terang Faisal.
Karena sambung Faisal, tanpa naik kelas, Indonesia juga sudah tidak memperoleh fasilitas dari Generalized System of Preferences (GSP).
"Kita kalau ke Amerika tidak di bebaskan bea masuk lagi, jadi kena bea masuk seperti yang berlaku. Oleh karena itu, itu tidak ada kaitannya dengan Covid. Nah Covid justru yang membuat kemungkinan besar kita akan turun lagi pendapat kelompoknya di tahun ini," pungkas Faisal.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: