Wakil Ketua Komisi Regulasi Sekuritas China (CSRC), Fang Xinghai, memperingatkan, China masih menggunakan dolar AS untuk sebagian besar transaksi internasionalnya sehingga sangat rentan terhadap tekanan potensial dari AS.
Menurutnya, AS bisa saja memberikan sanksi kepada China dengan memutusnya dari sistem pembayan dolar AS, seperti yang dikenakan kepada Rusia, melansir
Sputnik, Selasa (23/6)
"Hal-hal seperti itu sudah terjadi pada banyak bisnis dan lembaga keuangan Rusia. Kita harus melakukan persiapan sejak dini, persiapan nyata, bukan hanya persiapan psikologis," ujar Fang seperti dikutip oleh surat kabar
South China Morning Post.
Dalam peringatan Fang, China tampaknya akan mulai menyebarkan sistem pembayaran dengan mata uangnya, Yuan.
Bahkan, Turki baru-baru ini sudah mengumumkan penggunaan mata uang yuan untuk transaksi ekonomi kedua negara.
Kesempatan ini bisa dijadikan China untuk melebarkan sayap dalam hal sistem pembayaran Yuan.
Dua hari terakhir, Sistem Perdagangan Valuta Asing China (CFETS) mencatat, Yuan telah menguat terhadap dolar AS secara berturut-turut, yaitu 48 basis poin pada Senin (22/6) dan 194 basis poin pada Selasa.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
BERITA TERKAIT: