Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Sama-sama Prediksi Nilai Tukar Rupiah, Menkeu Dan BI Punya Pandangan Berbeda

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/raiza-andini-1'>RAIZA ANDINI</a>
LAPORAN: RAIZA ANDINI
  • Senin, 22 Juni 2020, 16:25 WIB
Sama-sama Prediksi Nilai Tukar Rupiah, Menkeu Dan BI Punya Pandangan Berbeda
Menteri Keangan, Sri Mulyani Indarwati/Net
rmol news logo Nilai tukar rupiah pada 2021 diprediksi berbeda oleh dua lembaga. Saat Bank Indonesia (BI) memprediksi rupiah akan menguat dibanding dolar Amerika Serikat (AS), pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani Indarwati justru berpandangan sebaliknya.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Saat melaksanakan rapat dengar pendapat dengan Komisi XI DPR RI untuk membahas asumsi dasar KEM PKF RAPBN 2021, di Gedung Nusantara I, Komplek Parlemen, Senayan, Senin (22/6), Sri Mulyani menyebut nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan berada di angka Rp 15.300 pada 2021.

“Nilai tukar 2020 dan 2021 ada di kisaran Rp 14.900-15.500 yang kita revisi jadi 14.900 dan 15.300. Sementara BI memproyeksikan nilai tukar jauh lebih menguat tahun ini dan 2021,” ujar Sri Mulyani.

Dia mengatakan, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS telah terdepresiasi 8,9 persen. Namun, menguat pada minggu kedua April dibandingkan Maret.

Sri Mulyani pun membeberkan latar belakang prediksinya soal nilai tukar rupiah pada tahun depan. Menurut Menkeu dua periode ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia lebih baik dibandingkan sejumlah negara terdampak Covid-19.

Namun, Sri Mulyani tidak dapat menafikan bahwa Amerika Serikat masih memegang andil besar dalam likuiditas dollar AS di pasar global.

“Kondisi saat ini rupiah jauh lebih kondusif dibandingkan Februari-Maret 2020, ketika terjadi votalitas yang sangat tinggi. Maka proyeksi nilai tukar dalam dokumen KEM PKF perlu direvisi,” tandasnya.

Pandangan Menkeu jelas berbeda dengan yang dinyatakan pihak BI. Sebab, BI justru lebih percaya diri untuk memprediksi rupiah akan lebih menguat lagi pada tahun depan.

"Rata-rata nilai tukar rupiah pada 2020 pada kisaran Rp 14.000 sampai Rp 14.600 per dolar AS dan akan menguat di 2021 pada kisaran Rp 13.700 hingga Rp 14.300 per dolar AS," ucap Gubernur BI, Perry Warjiyo, di DPR RI, Jakarta, Senin (22/6).

BI beralasan, penguatan rupiah ini seiring dengan berbagai faktor positif yang terjadi di perekonomian Indonesia. Termasuk kembali masuknya aliran modal asing ke pasar keuangan domestik. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA