Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Keren, Kecombrang Sumut Tembus Pasar Ekspor Di Tengah Pandemik

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/agus-dwi-1'>AGUS DWI</a>
LAPORAN: AGUS DWI
  • Selasa, 09 Juni 2020, 16:01 WIB
Keren, Kecombrang Sumut Tembus Pasar Ekspor Di Tengah Pandemik
Bunga Kecombrang asal Sumut mulai diminati pasar luar negeri/Net
rmol news logo Jeli memanfaatkan peluang menjadi kunci bagi para pengusaha untuk bisa survive di tengah krisis ekonomi akibat pandemik Covid-19. Sekecil apa pun peluang yang didapatkan, harus dimanfaatkan dengan maksimal.

Faktanya, Bunga Kecombrang (etlingera elatior) asal Sumatera Utara kini mulai masuk pasar ekspor. Tanaman yang biasa digunakan oleh warga Sumatera Utara sebagai bahan bumbu makanan ini mulai dikirim oleh pihak Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan ke Malaysia.

“Untuk pertama kalinya, Kementerian Pertanian melalui Karantina Pertanian Belawan memfasilitasi sertifikasi ekspor bunga kecombang sebanyak 90 kilogram senilai Rp 6 juta milik CV SP dengan tujuan Malaysia,” kata Kepala Karantina Pertanian Belawan, Hasrul, melalui keterangan tertulisnya, Selasa (9/6).

Hasrul menjelaskan, komoditas ini merupakan barang yang sangat rentan kerusakan. Karena itu, dia berharap para eksportir benar-benar memperhatikan kemasan sehingga Bunga Kecombrang dapat tiba di tujuan dalam kondisi segar.

“Bentuknya sederhana saja, berupa kantongan es batu di setiap kemasan dan mengatur suhu container cold storage di kisaran 1-4 derajat celcius, agar terjaga (kesegarannya),” tambah Hasrul, dikutip Kantor Berita RMOLSumut.

Sementara itu, dari data klinik ekspor yang berada di kantor layanan Karantina Pertanian Belawan, setidaknya ada tambahan dua komoditas ekspor baru, yakni gula kelapa dan labu beku.

"Pada awal tahun hingga Mei 2020, gula kelapa berhasil membukukan 2 kali pengiriman sebanyak 58,3 ton senilai Rp 1,03 miliar dengan tujuan Brasil dan Yunani. Sementara labu beku mencatat 3 kali ekspor ke China dan Malaysia sebanyak 8,4 ton dengan nilai Rp 228,9 juta," papar Hasrul.

Secara terpisah, Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Ali Jamil menjelaskan, sejalan dengan gerakan tigakali ekspor, Gratieks, yang digagas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, pihaknya melakukan sinergisitas dengan seluruh pihak. Baik instansi di pusat, daerah, dan pelaku usaha termasuk petani.

“Selain menyiapkan bimbingan teknis sanitari dan fitosanitari, kami juga membuka layanan klinik ekspor,” kata Jamil.

Masyarakat dapat langsung datang ke kantor layanan karantina pertanian di tanah air terdekat guna mendapatkan akses informasi peta potensi ekspor pertanian.

“Pokoknya, bagi eksportir produk pertanian kami prioritaskan. Kami berharap ini dapat mendorong bertumbuhnya ragam komoditas dan ekspotir baru sekaligus,” pungkasnya. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA